1001 MASALAH KELUARGA Diasuh oleh : Dra. Hj. Luthfia Sungkar


Banyak Musibah karena Tak Jenguk Orangtua
Saya tinggal berjauhan dengan Ibu. Saya tinggal di Jakarta sudah 12 tahun, dan sudah 4 tahun ini belum pernah menjenguk Ibu di NTB. Belakangan ini saya merasa sering mendapat teguran dari Allah. Saya banyak mendapatkan musibah, seperti dalam pekerjaan dan beberapa kali mengalami kehilangan barang. Saya merasa ini ada hubungannya dengan tidak pernahnya saya menjenguk Ibu. Dan saya sudah mengadukan ini kepada Allah SWT, lewat sholat malam. Saya merasa, saya ditunjukkan cara untuk melakukan sujud kepada Ibu saya. Apa sebaiknya yang harus saya lakukan?
M.Ibrahim, Jakarta
JAWAB : Apa yang Bapak lakukan sudah baik. Bapak, Allah SWT belum mau memberi ridho dan membuka pintu maaf kepada, anak yang masih punya masalah dengan orangtuanya. Allah akan tersenyum dengan kita, jika orangtua juga senyum kepada kita. Ridho orangtua adalah ridho Allah SWT. Tapi sebaliknya, kemarahan orangtua adalah juga kemarahan Allah SWT. Misalnya orangtua merasa gelisah, mengapa anaknya tidak memberi kabar, tidak pernah berkunjung.
Jika Bapak sudah menyadari ini, maka sebaiknya Bapak pulang, sujud kepada orangtua, sujud kepada Ibu, mintakan maafnya. Insya Allah kita bisa menengadahkan tangan, dan doa kita diterima oleh Allah SWT. Jadi seumpama Bapak merasakan belakangan ini seringkali mendapatkan masalah, sebaiknya kembalilah kepada orangtua dahulu sebelum kita mengadu kepada Allah SWT.

Kirim pertanyaan Anda seputar Masalah Keluarga lewat email: info@pesantren.net



Ibu Mertua Membeda-bedakan Cucu
Saya sudah 10 tahun berumah tangga. Saya berasal dari keluarga tidak punya, rumah tinggal kami pun jauh dari keramaian kota. Saya merasakan, kini setelah saya punya anak, ibu mertua seperti membeda-bedakan anak saya dengan cucu-cucunya yang lain. Saya merasakan sepertinya ibu tidak memandang bahwa anak saya itu juga keturunannya. Bathin saya sakit Bu Haji. Kalau selama ini saya baik dengan ibu mertua, itu karena saya menghormati suami saya. Bagaimana saya menyikapi ini ?
Ny. Nia, Tangerang
JAWAB : Ibu, kalau betul mertua Ibu membeda-bedakan cucunya, itu adalah urusan ibu mertua dengan Allah SWT. Perhitungannya hanya ada di tangan Allah SWT. Satu hal yang harus Ibu sadari, adalah kita wajib berlaku adil kepada siapapun. Apakah kepada keluarga sendiri atau orang lain.
Tapi yang sangat saya sarankan, Ibu sebaiknya tetap berbuat baik kepada ibu mertua bukan karena Ibu memandang suami. Kalau Ibu melakukan hal itu karena suami, Ibu tidak mendapatkan upah dari Allah SWT. Jadi tetaplah berbuat baik kepada Allah karena Allah SWT. Kalau kita berbuat baik hanya karena suami nanti Ibu akan kecewa sendiri, karena kalau misalnya suami Ibu ternyata ingkar atau juga tidak berbuat adil kepada Ibu sekali waktu, tentu Ibu akan kecewa bukan. Jadi berkurbanlah dalam hidup ini, lakukan semuanya hanya karena dan untuk Allah. Bersabarlah terus, karena nanti Allah akan menyayangi Ibu.


Kirim pertanyaan Anda seputar Masalah Keluarga lewat email: info@pesantren.net



Dimusuhi Orangtua
Saya punya masalah keluarga. Orangtua, ibu saya sedang sakit parah. Saya merasa saya sudah sering berbuat baik pada ibu saya, tapi kok masih sering selalu disalahkan. Sedangkan kakak saya yang lain, sepertinya juga memusuhi. Kalau saya datang ke rumah ibu, beliau kok seperti benci dengan saya begitu. Amalan apa yang harus saya lakukan Ibu Lutfiah?
Firmansyah, Cimone
JAWAB : Bapak. Pada saat kita berbuat sesuatu, hendaknya hanya karena Allah SWT, ini ada dalam Surat Al Baqarah ayat 272. Jangan mengharap hidayah orang lain ketika berbuat baik kepada mereka. Jadi untuk Pak Firman, semestinya tidak diharapkan timbal baliknya. Karena apa yang kita lakukan, kebaikannya hanya untuk kita sendiri. Dan hanya Allah yang akan membayar seluruh kebaikan kita. Biar saja saudara Bapak memusuhi, itu bukan urusan Bapak. Banyak-banyaklah ber-istighfar, memohon ampun kepada Allah SWT dan meminta diberi kekuatan dari-Nya untuk bisa terus bersabar. Doakan saudara-saudara kita yang memusuhi, mintakan ampun untuk mereka kepada Allah SWT, 'Semoga mereka diberikan petunjuk jalan yang benar, dan berikan aku kekuatan untuk tetap berbuat benar.'
Dalam hadits Nabi Muhammad saw, pernah disebutkan, 'Celakalah bagi mereka yang masih memiliki orangtua, tidak menjadikan orangtuanya sebagai jalan menuju ke surga.' Jadi inilah kesempatan besar untuk meraih jalan ke surga dengan gampang. Terus manjakan, sayangi dan perhatikan orangtua Anda, Insya Allah itu adalah jalan Anda meraih surga.
Kirim pertanyaan Anda seputar Masalah Keluarga lewat email: info@pesantren.net


Ditelantarkan Suami
Saya dulu pernah merantau ke Banjarmasin. Di sana bekerja malam disebuah tempat hiburan malam Karaoke sebagai penghibur. Lalu saya bertemu dengan seorang lelaki di tempat itu sampai akhirnya menikah. Kami menikah di bawah tangan, karena suami saya itu sudah punya keluarga sebelumnya. Tentang ini saya sudah tahu karena dia terus terang dengan saya. Saya sadar dengan tindakan saya, saya sudah bertobat, makanya kemudian saya meninggalkan dia untuk kembali lagi ke Jakarta. Meski masih berstatus istri dan mencintainya, saya ingin melupakan dia. Sholat apa yang harus saya kerjakan, agar saya bisa melupakan dia?
Ny. Sarah, Jakarta
JAWAB : Aduh Ibu, apa yang Ibu alami menurut saya adalah musibah. Apa yang Ibu dapatkan sekarang, adalah karena perbuatan (maaf) Ibu sendiri. Apa sih kesalahan Anda ? Menurut saya Anda salah memilih jodoh. Cari jodoh itu, mbok ya harus hati-hati ya Ibu. Lelaki yang datang ke tempat hiburan seperti itu 'kan pasti laki-laki iseng. Sekarang Anda ditelantarkan, ini karena Anda sudah salah dalam mencari jodoh. Memilih jodoh itu, menurut aturan Allah, adalah dengan sholat isthikharah dulu misalnya.
Kalau saya sering mengatakan, 'sering salah cari jodoh', artinya mencari jodoh itu ya harus betul-betul. Tanya sama Allah, 'apakah dia ini lelaki yang benar ya Allah ?'. Kalau sudah seperti kasus Anda, yang rugi kan kita sendiri. Kita sudah kehilangan gadis kita, sekarang janda juga bukan. Jadi hati-hatilah dalam mencari jodoh. Lelaki yang datang ke tempat-tempat hiburan, biasanya adalah lelaki yang mencari cinta sesaat. Maka saya ingatkan, jangan mau jadi korban. Bahkan jangan sekali-kali mencoba-coba.
Tapi saya tekankan disini, untuk mendapatkan laki-laki baik kita juga harus baik terlebih dahulu. Ini ada dalam Surat An-Nur ayat 26 dalam Al Qur'an. Jadi maaf-maaf saja, memang ketika Anda bertemu dengan suami Anda, suami Anda itu bukan lelaki baik-baik. Nah, yang sekarang bisa Anda lakukan adalah bertobat, dan minta jalan keluar dari Allah SWT.
Kirim pertanyaan Anda seputar Masalah Keluarga lewat email: info@pesantren.net


Dituduh Mendukuni Suami
Suami saya sudah 3 bulan tidak memberi nafkah bathin dan lahir kepada saya. Sekarang dia tinggal di rumah orangtuanya, dan saya tinggal bersama anak di rumah orangtua saya. Sebelumnya saya mendapat tuduhan yang menurut saya tidak masuk akal, katanya saya men-dukuni dia, dan dia juga sering menjelek-jelekkan orangtua saya. Saya sudah meminta baik-baik kepada dia untuk mengubah sikapnya, tapi dia tetap saja begitu. Sikap saya harus bagaimana menghadapi ini?
Ny.Lina, Bandung
JAWAB : Kalau suami tidak memberi nafkah selama tiga bulan dan istri tidak ridho, maka ini sudah diperbolehkan menggugat cerai. Tapi saya harapkan kepada Ibu untuk tidak memilih jalan itu ya.Saya yakin Ibu masih mencintai suami Ibu. Kasihan nanti anak-anak Ibu. Cobalah datang kepada Allah SWT, dan adukan semua ini kepada-Nya, 'Tunjukkanlah jalan yang terbaik ya Allah, jika memang suamiku itu adalah masih jodoh yang terbaik menurutmu dan rumahtangga ini masih bisa dirukunkan, maka rukunlah kami. Tapi kalau memang sudah tak bisa, akau serahkan semuanya kepada-Mu, apapun yang terjadi aku ridho.'
Jadi Ibu, sering-seringlah sholat malam, sesuai dengan Surat Al Baqarah 153 ("Hamba ku yang beriman, jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolongmu"). Allah sangat cinta dengan orang yang sabar, "innallaha maha shobirin." Maka kembalikanlah semuanya kepada Allah SWT. Saya paham bagaimana perasaan Ibu, mendengar keluarga Ibu dijelek-jelekkan. Tapi Ibu ingatlah Surat Al Baqarah 187, "Isterimu adalah pakaian mu, dan suamimu adalah pakaian mu pula." Jadi jangan pernah saling menjelek-jelekkan. Datanglah kepada Allah SWT, Insya Allah Ibu akan diberikan ketenangan, kesabaran dan jalan keluar. Insya Allah.
Kirim pertanyaan Anda seputar Masalah Keluarga


Mencuri untuk Pacar
Saya dulu pernah punya masalah. Ketika masih ABG dulu saya belum mengenal Islam dengan baik. Ya pacaran, nonton film, gandengan tangan, pokoknya bebas lah. Tapi alhamdulillah setelah kuliah saya mulai menyadari bahwa dulu itu tidak benar. Sekarang pun saya sudah ber-jilbab. Masalahnya dulu itu, ketika pacaran dan saking cintanya dengan pacar, saya pernah memberikan cincin kepada dia. Tapi cincin itu milik orangtua saya, milik ibu saya. Dan yang semakin membuat saya merasa berdosa sampai sekarang, ternyata cincin itu adalah warisan dari kakek saya. Sekarang saya takut, karena 'kemarahan orangtua adalah kemarahan Tuhan.' Bagaimana Ibu, bisakah saya hanya meminta ampun kepada Allah tanpa perlu memberi tahu ibu saya?
Lia, Yogyakarta
JAWAB : Lia sayang, minta ampunlah kepada Allah. Kemudian datanglah kepada ibu, dan minta maaf kepada beliau. Cium kakinya, saya yakin beliau tidak akan mengusir Anda dari hadapannya. Karena kalau Anda tidak mengakui perbuatan Anda itu, boleh jadi dosa Anda akan bertambah-tambah. Bisa saja kan, sampai sekarang ibu Anda jadinya menuduh kepada orang lain. Mintalah ampun kepada beliau tentang perbuatan Anda dulu, kalau ibu memarahi, bahkan mencaci-maki, terimalah itu sebagai penebus dosa Anda. Insya Allah kemarahan orangtua Anda itu, akan mengangkat dosa-dosa Anda di hadapan Allah. Lakukan itu ya sayang, saya yakin ibu tidak akan berlaku seperti itu. Apalagi sudah banyak perubahan terjadi pada diri Anda sekarang.
Kalau Anda sudah berani meminta maaf, itu adalah perbuatan yang sangat bagus di hadapan Allah SWT. Kan ada pepatah, kalau harimau itu tidak akan memakan anaknya bukan ? Jadi ingat ya, jangan ada yang lebih dicintai melebihi cinta kita kepada Allah.


Mengurangi Perasaan Berdosa Kepada Orangtua
Saya sudah berkeluarga. Kedua orangtua saya sudah meninggal. Tapi seringkali hingga saat ini saya merasa, belum sempat berbuat baik kepada orangtua. Saya sudah melakukan semua amalan, misalnya sering mengirim doa setiap habis sholat atau berdzikir di setiap kesempatan. Tapi mengapa ya Bu, saya seringkali merasakan kalau saya ini masih banyak dosa terhadap orangtua saya? Apalagi amalan ibadah yang sekiranya bisa mengurangi perasaan itu?
Susi, Jakarta
JAWAB : Ibu Susi, dalam hadits riwayat Rasulullah, pernah satu kali seseorang bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah bagaimana caranya menyenangkan orang yang sudah berada di alam kubur ?" Lalu Nabi menjawab ada 5 cara : pertama, sholatkanlah jenazahnya. Kalau Ibu tidak sempat mensholatkan bisa dengan melakukan sholat gaib. Kedua, menjaga wasiat, selama wasiat itu tidak bertentangan dengan perintah agama. Ketiga, jangan putuskan silaturahmi orangtua kita. Keempat, jadilah anak yang sholeh dan sholihah. Untuk Ibu jadilah perempuan yang sholihah, bisa menjaga harta suami, pandai menyenangkan hati suami, dan sebagainya. Kelima, doakanlah orangtua kita itu.
Dalam hadits, Rasulullah juga memberikan semacam tips tentang surat apa yang paling baik disampaikan sebagai doa. Yaitu Surat Al Mulk dan Surat Yasiin, setelah membaca surat ini barulah Ibu berdoa. Misalnya, 'ya Allah ampunilah dosa kedua orangtua kami, lapangkanlah kuburnya, teguhkanlah iman keluarga yang ditinggalkan


Ingin Sholat Khusuk
Bagaimana sebenarnya sholat yang disebut khusuk itu? Seringkali, karena banyak pikiran, dalam sholat saya merasa sering menerawang. Lalau, doa apa yang harus dipanjatkan, jika kita ingin suami kita menjadi lebih bertanggungjawab, menjadi orang yang baik, dan sebagainya?
Santi, Jakarta
JAWAB :Ibu, sholat khusuk untuk tingkatan kita yang awam ini memang rasanya berat sekali. Tapi kita mesti berjuang untuk itu. Supaya bisa khusuk, pertama kita harus ikhlas, lalu harus punya keyakinan, kemudian mengerti fadhilah-nya (keutamaan) ibadah itu, mengerti hikmah dari ibadah itu dan terakhir kita mengerti atas apa yang kita kerjakan-pahami betul arti bacaan-bacaan dari sholat. Cobalah membaca doa ini sebelum Ibu memulai sholat, "Allahuma inni audzubika minassyaitannirozim min hamdihi wa nafsihi wa naqfihi" (Berlindung kepada Allah dari godaan setan yang menutup ingatan, yang merayu-rayu, dan dari sifat kesombongan). Insya Allah dengan membaca doa ini, sholat kita tidak akan diganggu setan, tidak lupa rakaat dan pikiran tidak menerawang kemana-mana Bu.
Tentang doa untuk meminta suami bertanggungjawab, saya menyarankan kepada Ibu jangan hanya berdoa tapi harus ada usaha dari Ibu sendiri. Coba saja mendoakan suami dengan mengutip Surat Al Furqon ayat 74, Ibu. Insya Allah upaya Ibu akan berhasil.


Kecewa karena Isteri Tidak Perawan
Saya sudah 9 tahun berkeluarga, dan sudah dikaruniai 2 orang anak. Namun setelah berjalan dua tahun (7 tahun yang lalu), isteri saya baru mengaku bahwa sebenarnya dia sudah tidak gadis lagi. Belakangan ini sering timbul pikiran ingin berumahtangga lagi, tapi rasanya saya berat karena memikirkan anak-anak. Sering muncul keinginan untuk merasakan bagiamana jika yang masih orisinil begitu. Saya sekarang bingung, tidak ada gairah sama sekali rasanya. Bagaimana seharusnya saya?
Windu, Bandung
JAWAB : Bapak Windu, perjalanan hidup Bapak kelihatannya sudah suratan takdir ya. Allah SWT sudah menetapkan demikian. Tujuan berumahtangga itu 'kan untuk membentuk keluarga sakinah dunia akhirat Pak. Saya sarankan kepada Bapak, supaya bersabar saja dahulu. Yakinlah bahwa Allah SWT akan memberi jalan keluar yang baik buat Bapak. Membentuk rumahtangga itu bukan karena orisinil atau tidak Pak, Bapak ingat bagaimana Rasulullah SAW menikahi Khadijah yang janda ? Kalau sekarang Bapak bisa bersabar, mencintai isteri sebagaimana adanya, merawat dan membesarkan anak-anak, saya yakin kelak Allah akan memberi yang lebih orisinil lagi di surga nanti. Jadi bersabar saja ya Pak.


Ingin Mertua Menjalankan Sholat
Orangtua suami saya tidak pernah sholat, saya ingin memberi tahu supaya mereka mau sholat. Sering kalau bertemu dengan ibu mertua, saya menanyakannya kenapa tidak sholat. Tapi seringkali dijawab bahwa itu adalah urusannya sendiri.Sering juga saya hubung-hubungkan ketidakberhasilannya berdagang dengan tidak sholatnya dia, namun dia tidak percaya bahwa ibadah berhubungan juga dengan persoalan rezeki. Bagaimana sebaiknya ini ?
Ny. Eva, Condet
JAWAB : Ibu Eva harus melihat mengapa orangtua mertua tidak menjalankan itu, oleh sebab bahwa ada sebagian orang tidak mempunyai ilmu tentang itu. Lihatlah apakah mereka pernah mendapatkan ilmu agama atau tidak. Ibu, antara ibdah dengan rezeki sangat terkait. Rezeki itu datangnya dari Allah. Nah sholat itu adalah salah satu cara kita mendekatkan diri kepada-Nya. Kalau kita berusaha dan Allah meridhoi, maka rezeki itu akan datang dengan sendirinya. Ingat Ibu, Allah itu kan maha pengasih. Tapi bisa saja rezeki itu datang bukan karenan ar-rohim tapi karena ar-rahman-nya Allah.
Untuk kasus Ibu, cobalah Ibu sering-sering mendoakan mereka agar dibukakan pintu hatinya. Lalu boleh saja Ibu melancarkan juga sindiran-sindiran yang sangat halus sifatnya. Misalnya, sekali waktu undanglah mereka untuk ke rumah Ibu. Dalam kesempatan itu tunjukkanlah bahwa Ibu adalah muslimah yang baik dan bertaqwa, berilah hormat kepada mereka, berlakulah santun, diberi contoh yang baik.


Sedekah Mengatasnamakan Orang Lain
Sering saya mendengar ada orang yang bersedekah mengatasnamakan orang lain yang sudah meninggal. Lalu, saya ingin menanyakan tentang hukumnya memperingati meninggalnya seseorang, misalnya hari ke tujuh, empat puluh hari dan seterusnya. Bagaimana ini menurut agama?
Dodi, Jakarta
JAWAB : Pak Dodi, saya rasa peringatan hari-hari itu jika ditujukan untuk berdoa untuk yang telah meninggal tidak menjadi masalah. Selama yang dilihat adalah bahwa kita hanya ingin mendoakan saja. Tapi yang namanya berdoa itu bisa saja setiap hari. Menurut saya jika memang peringatan itu ditujukan untuk mengingatkan kita pada kematian, itu tidak apa-apa. Karena menurut Imam Ghozali, mengingat-ingat kematian adalah ibadah juga.
Soal sedekah, dalam Islam ada yang dikenal dengan istilah ber-tawasul. Dalam tawasul ini, kita boleh menggunakan asmaul husna dari Allah SWT. Kita juga dibolehkan ber-tawasul melalui orang yang diyakini kesholehannya untuk mewakili doa. Seperti ketika Abu Hurairah meminta tolong kepada Rasulullah mendoakan ibu Abu Hurairah. Lalu kita boleh juga ber-tawasul dengan menyebut kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan. Boleh saja Pak Dodi bersedekah sambil menyebutkan 'Ya Allah dengan sedekah ini ampunilah dosa kedua ibu-bapakku Ya Allah.' Bapak ingat ada kisah dahulu di zaman Nabi, sekelompok pemuda yang terkurung di dalam gua ? Mereka berdoa dengan ber-tawasul menyebutkan kebaikan-kebaikan yang pernah mereka lakukan. Dan nyatanya Allah mengirim malaikat untuk membukakan pintu gua yang tertutup itu.


Memindahkan Makam
Saya punya seorang Ibu yang sudah lanjut usia. Sepeninggal Bapak, beliau pernah berpesan kepada saya, kalau beliau meninggal ingin dimakamkan di dekat makam ibunya (nenek saya). Bagaimana seharusnya saya ?
Herdianto, Subang
Setahu saya agama tidak pernah memerintahkan bahwa ada aturan memindahkan makam, memakamkan seseorang karena kedekatan hubungan keluarga, dan sejenisnya. Setiap manusia yang meninggal dan telah dikuburkan berarti dia sudah kembali kepada Allah. Dimana saja makamnya, orang itu adalah milik Allah. Sebuah wasiat yang bertentangan dengan agama boleh kita ganti. Tapi selama bahwa kuburan yang berdekatan itu untuk memudahkan kita yang masih hidup ini berzaiarah dengan mudah pada hari-hari tertentu, tidak ada halangannya. Kecuali jika memang lokasi pemakaman itu akan dipergunakan untuk kepentingan umum, ya boleh saja.


Istri Menjual Harta Suami
Saya duda, baru saja bercerai dengan istri. Sejak menikah dulu, istri punya kebiasaan yang menurut saya cukup aneh. Bahkan saya mengira kalau dia diguna-guna oleh orang lain. Jadi begini, istri saya sampai menjelang kami bercerai punya kegemaran menjual atau menggadaikan harta-harta kami. Mulai dari perhiasan, barang-barang sampai surat-surat berharga. Sudah seringkali saya ingatkan tapi sepertinya dia tidak mendengarkan saya. Anehnya, kok saya tidak menyukai keluarganya. Tapi saya, sampai sekarang, masih kasihan dengan istri saya itu. Bagaimana ini Bu ? Saya ingin kembali dengan istri tapi saya membenci keluarganya.
Mulyadi,Jakarta
JAWAB : Bapak, dalam surat Ani-Nisaa 34 dijelaskan bahwa ''laki-laki telah diangakat oleh Allah sebagai pemimpin dikarenakan kaum lelaki diberikan kelebihan dari sebagian wanita.'' Jadi kalau Bapak memimpin serta menafkahi istri, itu sudah betul. Tapi dalam baris ketiga ayat yang sama dijelaskan pula, ''jika istrimu melakukan kesalahan, maka tegurlah.'' Apa yang Bapak lakukan sudah betul, tetapi jika Bapak ingin kembali dengannya, Bapak tidak bisa sekedar rujuk saja. Coba panggilah pihak keluarganya, juga datangkan pihak keluarga Bapak. Nah disitulah dicari apa masalah yang terjadi sebenarnya, dan ditanyakan keinginan apa yang selanjutnya ingin diperoleh. Niscaya Allah akan memberi petunjuk dan jalan bagi penyelesaian masalah itu.
Bapak, tuntunan itu ada dalam surat An-Nisaa ayat 35. Jadi jangan sampai dugaan-dugaan yang belum tentu kebenarannya (guna-guna) itu merasuki pikiran Bapak. Sudah jelas-jelas kok ada tuntunannya, ya tinggal diikuti saja. Dalam hadits ada disebutkan Pak, "wanita itu bagaikan tulang rusuk yang bengkok." Nah siapa yang harus meluruskan kembali, yang laki-laki (suami) yang menjadi pemimpinnya. Tapi juga harus diingat, meluruskan tulang rusuk yang bengkok itu tidak semudah meluruskan seuntai kawat Pak. Bapak harus bersabar.


Difitnah Adik Tiri
Sejak usia 4 bulan di kandungan, saya sudah ditinggal pergi dan tidak diurus oleh ayah saya. Sekarang, meski hanya tamatan SD, bolehlah saya disebut cukup berhasil di rantau. Belum lama, karena prihatin melihat kehidupan adik tiri (dari ayah) yang ekonominya sulit, saya ajak ia untuk membantu usaha saya. Dan menjelang keberangkatan kami untuk berhaji tahun depan, usaha itu saya pasrahkan kepada dia dengan maksud agar saya bisa konsentrasi mempersiapkan diri. Tapi belakangan, adik saya justru mengalihnamakan usaha saya itu atasnama dia. Urusan ini bahkan berlanjut sampai ke Polisi. Dengan segala cara adik saya menginformasikan masalah ini hingga ke ayah saya di kampung. Entah bagaimana, ayah saya itu mendukung adik saya, bahkan sampai mengatakan kalau saya bukan anak kandung beliau. Buat saya tidak masalah jika saya tidak dianggap anak, tapi saya takut saya ini sudah durhaka dengan orangtua dan apakah nanti haji saya sah/mabrur?
Sulaeman, Tangerang
JAWAB : Begini Bapak, urusan membalas jasa itu harus dimulai dari Allah baru kepada manusia. Kalau adik Bapak sudah memfitnah Bapak, biarkan saja. Lalu datangilah orangtua Bapak itu (yang tidak menganggap Bapak sebagai anaknya), mintalah maaf kepada beliau meski Bapak tidak bersalah. Jika setelah meminta maaf, beliau tidak menerima maka urusannya tinggal beliau dengan Allah. Jadi menurut saya, kalau kita didzalimi oleh orang lain kita beruntung. Dalam Surat Asy-Syuura 39-42, intinya disebut boleh saja membalas kedzaliman dengan kedzaliman yang sama. Tetapi, disana disebutkan pula jika kita mau memaafkan dan berbuat baik maka akan lebih baik, karena mendatangkan pahala bagi kita. Sedangkan orang yang telah menyakiti kita, ganjarannya adalah dosa.


Tidak Berkompromi dengan Suami
Bu, masalah-masalah apa saja yang sebaiknya dikompromikan dengan suami ? Suami saya pernah marah kepada saya karena memutuskan masalah tanpa diskusi terlebih dahulu dengannya. Soalnya sepele, ada saudara yang ingin meminjam uang kepada saya, tapi sebenarnya kami pun sedang tidak punya dana cukup. Karena kasihan, ketika itu saya hanya bilang 'InsyaAllah ada', padahal yang akan saya berikan itu adalah uang belanja. Mohon penjelasan Bu.
Mutia, Jakarta
JAWAB : Ibu, keberadaan suami sebagai pemimpin keluarga itu harus diterima. Apalagi kalau suami sudah menafkahi kita, dan kita wajib menjadi istri yang shalihah. Artinya kita wajib pula menjaga harta suami. Kalau Ibu bersedekah meski hanya seribu rupiah sekalipun, jika tanpa izin suami, Ibu berdosa. Sedekah itu pahalanya milik suami, sedangkan Ibu hanya mendapat dosa saja. Sayang bukan ? Sama halnya jika yang meminta bantuan itu adalah orangtua, Ibu harus berani mengatakan akan meminta izin kepada suami terlebih dahulu. Apa yang telah Ibu perbuat tidak akan bermasalah jika saja uang yang Ibu sedekahkan itu statusnya milik pribadi Ibu. Entah karena misalnya, Ibu berjualan kecil-kecilan (atas izin suami) lalu keuntungannya disedekahkan.


Kakak Berpacaran dengan Pria Beristri
Saya punya kakak berjilbab dan sudah bekerja. Masalahnya, sekarang dia berpacaran dengan seorang lelaki yang sudah beristri. Saya sudah sering mengingatkan bahwa hal itu tidak baik. Apalagi yang seharusnya saya perbuat?
Susan, Jakarta
JAWAB : Begini saja, Susan dekati saja ibu lalu minta beliau untuk memberitahu dan mendoakan kakak agar bisa dijauhkan dari pacarnya itu. Susan tahu, do'a seorang ibu manjur lho. Bilang sama ibu, supaya kakak jangan lagi mau ditipu oleh seorang pria yang sudah beristri. Karena kalau terjadi apa-apa terhadap diri kakakmu, pasti nanti yang akan menyesal sendiri. Tahukah Susan ? Bahwa biar bagaimanapun seorang pria yang sudah beristri itu tidak akan bisa berbuat adil terhadap istrinya yang lain. Coba saja lihat Surat An-Nisaa ayat 129, tegas-tegas dinyatakan disitu. Jadi, minta ibumu untuk menasehati kakakmu ya?


Dituduh Berzina
Sudah 6 tahun ini saya berkeluarga, setelah sebelumnya menjanda ditinggal mati suami. Saya berputera 3, satu orang dari suami terdahulu. Selama pernikahan kedua ini, hampir tidak ada masalah yang saya hadapi. Tapi belakangan saya difitnah oleh suami, bahwa saya telah berzinah. Pasalnya, hanya karena suami sekarang dinyatakan mengidap penyakit "kotor" oleh dokter. Demi Allah, sebagai isteri dan ibu rumah tangga saya mencoba menjadi yang terbaik. Sedangkan, suami yang wirastawan, karena urusan bisnisnya seringkali pulang pagi atau pergi keluar negeri. Saya sedih dituduh demikian, bahkan saya pernah mengajak suami untuk saling bersumpah dengan Al Quran. Tapi suami menolak. Amalan apa yang harus saya lakukan Bu?
Mira, Jakarta
JAWAB : Ibu, coba Ibu lihat lagi surat An-Nur ayat 23-25 ; "sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita baik-baik , yang lengah lagi beriman telah berbuat zina, mereka terkena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar....." Lagipula dalam surat yang sama pada ayat 13 dikatakan : "mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu ?......." Nah, kalau si suami sudah menuduh isterinya berzinah dia harus bersumpah sebanyak 5 kali, dengan mengatakan "Demi Allah kamu telah berzina." Jika ternyata si suami telah berbohong, maka pada sumpa yang kelima kalinya, itulah saat jatuhnya laknat Allah. Sang isteri juga harus bersumpah dengan jumlah yang sama dengan mengatakan "Demi Allah saya tidak berzina."
Jadi tidak usah khawatir tentang hal ini. Jalan keluarnya begini saja Ibu, teruskan shalat tahajjud Ibu dan mengakhirinya dengan doa seperti yang terdapat dalam surat Al-Isra' 80-81 : "Ya Tuhan-ku masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong...Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." Pengertian 'masuk' di sana ditafsirkan sebagai sebuah ibadah atau memasuki kubur (mengakhiri hayat). Dalam konteks problem Ibu, dapat pula berarti masalah yang sedang Ibu hadapi.



Bekas Suami ingin Kembali
Sudah sejak 2 tahun terakhir saya berpisah dengan suami, belum resmi bercerai. Perpisahan itu disebabkan karena saya tidak dinafkahi baik lahir maupun bathin. Sedangkan, selain dengan saya, suami sebelumnya sudah beristri 2 orang---baru belakangan saya tahu. Setelah masa berpisah itu, rupanya baru-baru ini suami mengajak rujuk kembali. Berdosakah saya jika menyuruh dia untuk menceraikan isteri-isterinya jika ingin kembali dengan saya? Lalu seandainya dia tidak mau bagaimana seharusnya saya bersikap?
Eva, Bandung
JAWAB: Ah, berulangkali saya sering mengutip surat An-Nisaa 129, coba Ibu lihat lagi itu. Dalam kasus Ibu, hal itu terbukti bukan ? Kalau Ibu bertanya bagaimana seharusnya Ibu bersikap, ya sudah jelas semuanya bukan ? Lha, ketika sudah beristeri kemudian memilih wanita lain untuk dijadikan isteri kedua, dan ketiga saja sudah terbukti suami Ibu tidak bisa berbuat adil, sekarang Ibu malah ingin menerima. Kalau Ibu mau mengambil resiko itu,ditelantarkan atau menerima ketidakadilan, ya silahkan. Tetapi ! kalau Ibu meminta mantan suami Ibu untuk menceraikan terlebih dahulu isteri-isterinya, Ibu ikut berdosa. Sebab seorang suami tidak bisa menceraikan isterinya dengan alasan yang syar'i / jelas.
Jadi saran saya Ibu istikharah saja. Tapi walaupun Ibu istikharah, toh pilihannya sama-sama tidak mengenakkan bukan ? Kecuali, sekali lagi, jika Ibu mau menerima kondisi itu. Jika seorang siteri diperlakukan tidak adil oleh suaminya, dan dia mampu bersabar maka ganjaran pahala dari Allah pasti datang.


Anakku Dihamili
Kami sekeluarga sedang terkena musibah, sekaligus cobaan. Anak putri kami dihamili oleh pacarnya, yang kebetulan beragama lain. Kami sudah mengajak bicara secara baik-baik dengan pihak keluarganya, dengan maksud untuk meminta pertanggungjawaban. Tapi apa jawaban mereka, mereka menolak mengawinkan anaknya dengan anak kami terkecuali jika anak kami mau mengikuti agama mereka. Apa yang harus kami lakukan, sementara kandungan anak kami semakin membesar?
Abdillah, Bali
JAWAB : Begini Bapak, coba Bapak renungkan kembali bunyi ayat dalam surat Asy-Syuura ayat 30 dalam Al Qur'an. Mungkinkah setiap musibah yang kita terima bukan karena perbuatan kita sendiri ? Maka dari itu, bertobatlah kepada Allah SWT meski sekecil apapun dosa kita. Paling tidak menurut saya, kesalahan Bapak selaku orangtua adalah membiarkan putrinya bergaul terlalu intim dengan orang non muslim. Jika Bapak dan Ibu menyadari dan mau bertobat, maka sesuai janji Allah dalam surat itu maka dosa-dosa Bapak dan Ibu selaku orangtua yang lalai, akan dihapuskan.
Kalau kejadiannya sudah seperti ini, sebaiknya Bapak dan keluarga terima saja dulu musibah ini. Dalam Al Baqarah 155 - 157, bisa dilihat bagaimana dan apa ganjaran yang diberikan oleh Allah bagi orang-orang yang bersabar ketika ditimpa musibah. Nah, sekarang putri Bapak sudah hamil maka yang dapat dilakukan hanya berserah diri sambil mengucap "innaa lillaahi wa innaa ilaihi roji'un". Terimalah cobaan ini tanpa harus merusak aqidah anak kita. InsyaAllah jika putri Bapak sudah melahirkan nanti dan Bapak serta Ibu telah bertobat, akan berjodoh dengan laki-laki yang baik.
Kirim pertanyaan Anda seputar Masalah Keluarga lewat em


Dosakah, Menganggap Suami Sakit Jiwa?
Kami telah berkeluarga selama 12 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak. Ketika kami tengah berhaji musim lalu, di tanah suci suami menuduh saya telah berselingkuh selama di Mekkah. Bahkan meminta saya untuk bersumpah di depan Ka'bah, hal ini saya sanggupi. Sepulangnya dari sana, saya pikir dia akan berubah tapi nyatanya tidak. Bahkan makin menjadi-jadi. Tapi akhirnya saya berkesimpulan sendiri, agaknya suami saya memgalami goncangan jiwa yang saya tak tahu sebabnya. Berdosakah saya ketika dimaki suami saya beranggapan dia sedang sakit jiwa? Lalu apakah haji saya mabrur kala itu?
Uun, Jawa Tengah
JAWAB : Ibu, saya ingin melihat persoalan Ibu itu dengan menganalogikannya lewat surat Al Ankabut ayat 2 - 3. Agaknya Allah ingin menguji keimanan Ibu, ketika berhaji apakah semakin tangguh. Maka dicobalah Ibu dengan diberi ujian lewat suami Ibu sendiri, yang seharusnya menjadi pelindung selama berhaji. Alhamdulillah bahkan Ibu menyanggupi untuk bersumpah di muka Ka'bah. Jika memang Ibu tidak bersalah, masyaAllah, laknat Allah akan menimpa suami Ibu (lihat Surat An-Nuur 23-25). Kalau ternyata perkembangannya seperti sekarang, maka yang Ibu bisa lakukan hanya bersabar dan berserah saja.
Lalu tentang bagaimana Ibu menyikapi perilaku suami, itu masih lebih bagus ketimbang Ibu berpikiran suami telah berbuat jahat. Dengan menghibur diri menganggap suami sedang sakit berarti Ibu telah berpikir positif. Tentang apakah haji Ibu mabrur, InsyaAllah, karena hanya Allah yang tahu.


Guru Agama Berzinah
Saya dan pacar sudah sama-sama berhaji. Tapi selalu saja jika kami bertemu, hampir setiap kali kami berbuat sesuatu bukan layaknya orang yang sudah berhaji. Apalagi pacar saya seorang guru agama. Bagaimana cara meredam nafsu syetan yang begitu kuatnya itu?
Dari, Bogor
JAWAB : Aduuuh...MasyaAllah, kok bisa begitu ya ? Tapi begini, saya jadi teringat dengan hadits Rasulullah saw, "Yang paling aku takutkan, ujian bagi laki-laki adalah wanita." Banyak contoh 'kan, ada haji atau ustadz kalau lihat wanita pasti tak tahan. Harusnya Anda berdua 'kan tahu, apalagi sudah berhaji dan guru agama, kalau sudah sejauh itu jangan ditunggu-tunggu lagi, mbok ya nikah gitu lho. Sekarang sesuai nasehat Nabi, kalau Anda berdua belum berkecukupan untuk menikah saran saya bertobatlah, berpisah sementara dan berpuasa. Memang status haji atau guru agama tidak menjamin perilaku seseorang itu baik, yang bisa memberitahu adalah bagaimana akhlaknya.

Menikah Ulang
Saya sekarang sudah berkeluarga dan dikaruniai seorang anak. Dulu saya menikah karena saya telah mengandung. Saya pernah mendengar bahwa wanita yang tengah hamil itu tidak boleh dinikahi, sampai anaknya melahirkan. Bagaimana dengan status pernikahan saya, apakah sah menurut agama ? Bagaimana pula dengan status anak saya itu?
Santi, Bandung
JAWAB : Saya belum pernah mendengar bahwa wanita yang tengah hamil itu boleh menikah. Tapi yang saya katakan berdasarkan dalil dalam surat At-Taubah ayat 4, bahwa masa iddah-nya wanita hamil adalah sampai bayinya lahir. Apa yang Ibu rasakan sekarang, adalah hal yang sangat bagus. Ibu menyesal, dan sangat berdosa. Kalaupun ada ulama yang mengatakan bahwa Ibu tidak perlu menikah ulang, tapi sampai saat ini Ibu merasa sangat berdosa, tidak ada salahnya Ibu menikah ulang. Allah sangat mencintai orang-orang yang bersifat wara' (takut terjerumus dengan dosa). Carilah ustadz, lalu mintalah ia untuk menikahkan ulang . Soal anak, anak Ibu tidak berdosa dan tidak menanggung dosa siapapun.

Sandiwara Terbongkar Isteri Pertama
Saya sudah menikah selama 8 tahun. Dua tahun setelah menikah, saya menikahi wanita lain. Dan rupanya "sandiwara" itu kini terbongkar oleh istreri pertama saya. Walhasil kedua-duanya kini tak bisa menerima keadaan. Sementara, untuk melepas salah satunya sepertinya tidak mungkin. Apa yang mesti saya perbuat agar keduanya bisa saling menerima.
Dadi, Tangerang
JAWAB : Intinya begini, seseorang mendapat musibah jika ia telah melanggar ketentuan Allah. Mungkin Bapak lupa dengan surat An-Nisaa 129 ya ? Pak, Allah sudah mengingatkan disitu bahwa tidak bisa sedikitpun seorang suami berlaku adil terhadap isteri-isterinya. Nah atas musibah ini, maka yang bisa Bapak lakukan adalah bertobat kepada Allah. Minta maaf kepada Allah soal kengeyelan Bapak, yang tidak memperhatikan firman tadi. Setelah bertobat, barulah Bapak minta bantuan Allah untuk menyejukkan rumah tangga Bapak. Bapak bisa mengamalkan surat Al Furqon 74 sebagai doa meminta agar ister-isteri dan anak Bapak dapat menjadi penyejuk hati. Insya Allah.

Menolong Orang Sakit
Kakak ipar saya kini sedang menderita sakit keras di Rumah Sakit. Sejak ia menikahi kakak saya, saya melihat ke-Islaman kakak saya memang sedikit kurang. Kami ingin dalam kondisi seperti itu, ia dibukakan hatinya untuk mengingat Allah. Bagaimana cara kami membantu dia untuk terbuka hatinya?
Yuli, Semarang
JAWAB : Memang kasihan juga, kalau ada orang yang sedang diuji melalui sakit yang bersangkutan tidak menyadari bahwa pada saat itulah ia bisa membersihkan dosa-dosa yang telah diperbuatnya. 'Kan ada diajarkan oleh Nabi Yunus, dzikir menghadapi sakit, "la illaha anta subhanaka inni kuntum minadholimin." Tapi tidak hanya dzikir saja, mestinya sholat dan berdoa tetap jalan terus. Kalau kejadiannya seperti yang dialami oleh keluarga Ibu, maka hal ini adalah ujian untuk mereka yang berada dalam kondisi sehat. Jadi apa yang bisa Ibu dan keluarga lakukan sekarang, ya tetap merawatnya dengan ikhlas, doakan ia terus menerus agar Allah berkenan membukakan pintu hatinya, diberikan kekuatan menghadapi ujian, dan sebagainya.
Dalam kesempatan ini saya juga ingin memberi jawaban atas peratanyaan-pertanyaan seputar musibah sakit yang dialami oleh para penanya. Seperti yang sudah saya katakan di atas, selalin dzikir, sholat dan doa, mestinya si penderita juga tidak berbuat sesuatu yang dapat membuat dosa-dosa baru. Ia harus bisa bersabar dan ikhlas. Misalnya selalu mengeluh kepada anggota keluarga, terutama isteri. Jika kita memiliki anggota keluarga yang terkena musibah sakit, dan dengan ikhlas serta sabar mau menerima, meladeni dan merawat, maka ganjarannya adalah pahala yang besar. Jangankan merawat, mengunjungi orang sakit saja dirahmati oleh dengan mendampingi si pengunjung dengan 70 malaikat.

1 komentar:

  1. Unknown mengatakan...:

    Assalamualaikum. . Bu haji saya mau bertanya dosa tidak membiar kan Harta warisan ayah di kuasai oleh kakak tiri(kakak dari ayah) sudah berthun tahun ayah saya meninggal .kakak tiri saya tidak pernah membicarakan soal Harta waris dan malah kakak tiri saya tidak pernah menemui saya. Bagaimana cara menyikapi nya dan apakah salah jika nanti saya meminta hak saya.?
    Terimakasih bu haji. Wassalamualaikum wr. Wb
    Kiki
    Bandung

Posting Komentar