KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum wr. wb.
        Buku Dialog Masalah Ketuhanan Yesus yang mengalami cetak ulang, bahkan sudah beredar pula di negara-negara Timur Tengah dalam edisi bahasa Arab "Inna ad-Dina inda Allahi al-Islam", diterbitkan oleh Cambridge University Press Inggris, juga diterbitkan dalam bahasa Belanda "Dialoog over de Goddelijkheid van jezics ", memang luar biasa peminatnya. Karena itu untuk untuk cetakan keenam kali ini sengaja kami meneruskan cita-cita almarhum ayahanda H. Hizbul Maulana untuk tetap menjalin kerjasama dengan penerbit Pustaka Da'i yang sudah lama menerbitkan beberapa buah pena almarhum KH. Bahaudin Mudhary. Tentu saja isinya persis seperti cetakan pertama tahun 1971, meski dengan bentuk dan perwajahan yang tampil beda. Juga adanya tambahan, sebuah surprise yang datangnya dari teman sejawat kakanda almarhum, yaitu bapak KH. Abdullah Wasi'an yang berkenan memberikan sambutan untuk cetakan keenam ini. Insya Allah ada makna dan maslahahnya bagi segenap pengagum buah pikir almarhum KH. Bahaudin Mudhary, terutama bagi kami seluruh keluarga almarhum dan Yayasan Pesantren Sumenep.
        Wassalamu 'alaikum wr. wb.
    

       
        Surabaya, 3 Mei 1998
      H. Afnani Hawari Hizbul



AGAMA MENGAJAK BERDIALOG
Pengantar dari KH. Abdullah Wasi'an
        Agama Islam dan Kristen diyakini oleh masing-masing pemeluknya sebagai jalan kebenaran dan keselamatan hidup yang harus disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Apabila di suatu tempat belum mendengarkan pengajaran agama tersebut, mereka merasa berkewajiban untuk menyampaikan ajarannya.


Misionaris Dalam Kristen
        Ada empat dasar bagi pihak Kristen untuk melakukan misi gereja yang berasal dari kitab Perjanjian lama: motif universal, motif keselamatan, motif misi dan motif antagonistik.
Motif Universal dan Keselamatan
        Pada kitab Perjanjian Lama Tuhan mengidentifikasi sendiri sebagai Tuhan Abraham, Ishak dan Yakub, serta memperkenalkan diri kepada Musa dengan nama Yahwe, yang artinya Tuhan seluruh dunia.
        Pada kitab Kejadian pasal 10 menjelaskan bahwa keturunan Adam menyebar menjadi berbagai bangsa, yang semuanya merupakan ciptaan Tuhan yang selalu berada dalam pengawasanNya dan hukum atau keadilanNya. Ciptaan itu bukan hanya dekorasi insidental dalam drama nyata antara Tuhan dan manusia; sebab, bangsa-bangsa - dalam arti kemanusiaan - merupakan bagian dari drama itu sendiri. Pekerjaan dan aktifitas Tuhan diarahkan pada seluruh masalah kemanusiaan.
        Diantara dari masalah fundamental kitab Kejadian pasal 1-11 adalah catatan awal sejarah, yang berarti juga ditemukannya catatan akhir sejarah, yakni pada kitab Wahyu di Perjanjian Baru. Tuhan sendiri datang kepada bangsa Israel dan hidup di tengah-tengah kita dalam diri Yesus yang mengidentifikasi diri dengan nama Alfa Omega (yang Awal dan yang Akhir). Dia tidak akan berhenti bekerja sebelum "setiap bahasa dan bangsa" dan "semua orang yang tidak terhitung jumlahnya" berkumpul mengelilingi singgasananya (Wahyu 5:9-10 dan 7:9-17).
        Pada kitab Kejadian pasal 12, Tuhan menyuruh Abraham untuk meninggalkan Ur menuju ke Kaldea. Saat itulah Tuhan memfokuskan perhatianNya hanya pada sejarah pribadi satu keluarga atau suku. Israel merupakan pembukaan firman Tuhan dalam meproklamirkan keselamatan. Saat itulah Israel - salah satu keturunan Abraham - terpisah dari bangsa-bangsa lainnya (Keluaran 19:3-6 clan Ulangan 7 :14-16). Dengan demikian hanya dengan melalui Tuhan bangsa Israel dapat melancarkan jalan mencapai tujuan hidup. Pemilihan Israel merupakan segmen bagi seluruh kemanusiaan. Tuhan tidak pernah memakai bangsa lain, sebab Israel adalah pars pro toto, minoritas dipanggil untuk melayani yang mayoritas. Pilihan Tuhan pada Abraham dan Israel adalah untuk menyampaikan ajarannya kepada manusia di seluruh dunia.
        Dalam soteriologinya, tema Bibel adalah pekerjaan Tuhan dalam penyelamatan bangsa Israel dan bangsa lainnya, dan itu merupakan tema universalisme.
Motif Misionari
        Para nabi tidak pernah lelah mengirigatkan bangsa Israel bahwa mereka dipilih bukan berarti mendapatkan hak istimewa yang hanya dinikmati oleh dirinya sendiri, tetapi mereka mendapatkan kewajiban untuk melayani, di antaranya adalah tugas untuk memberi kesaksian pada bangsa-bangsa. Israel harus memberitakan kepada dunia bahwa Yahwe adalah Pencipta dan Pembebas. Mereka mendapatkan mandat untuk menjadi penerang bangsa-bangsa. Tuhan memilih Israel untuk menjadi penerima istimewa kemuliaan dan keadilanNya. Mereka memiliki tugas untuk hidup sebagai hamba Tuhan di tengah-tengah bangsa lainnya untuk menunjukkan keagungan, kemuliaan, keadilan, dan kekuatan pembebasNya. Dari waktu ke waktu Para nabi Israel ternyata sangat dikecewakan oleh bangsanya sendiri yang selalu melakukan sabotase terhadap panggilan Tuhan tersebut.
Motif Antagonisme
        Setelah keturunan Adam berkembang dan menjadi komunitas yang besar, ternyata sebagian besar dari mereka cenderung durhaka kepadaNya dan sering berbuat kejahatan di bagi Tuhan, bahkan lebih condong menyembah kepada dewa dan tuhan-tuhan lainnya. Hal itulah yang mengakibatkan Tuhan merasa menyesal telah menjadikan manusia di muka bumi, dan hal itu memilukan hatiNya (Kejadian 6:5-6).
        Etengan kekuatanNya yang amat besar, Tuhan melawan dewa-dewa buatan manusia sendiri. Menurut kitab Ulangan, Tuhan melawan sihir dan astrologi yang menyesatkan dan merusak hubungan Tuhan dan manusia. Dia juga menghancurkan setiap bentuk ketidakadilan sosial dan mengungkap selimut kedustaan yang selalu ditutup-tutupi atau disembunyikan, sebagaimana yang diceritakan dalam kitab Amos dan Yeremia.
        Tuhan menyuruh untuk selalu berjuang mengalahkan setiap kekuatan yang menentangNya. Dia menjamin akan datangnya kerajaan Tuhan dimana setiap hubungan akan mengalami perbaikan dan ketika itu setiap makhluk - manusia, binatang, tumbuhan dan makhluk lainnya -mengikuti seruan Tuhan secara total (lihat Yesaya 2; Mikha 4 dan Yesaya 65). Kitab Perjanjian Lama secara panjang lebar menceritakan bahwa kerajaan inilah pada akhirnya yang mendapatkan kemenangan. Un.tuk mewujudkannya sangat membutuhkan partisipasi misionari. Dan partisipasi dalam melaksanakan misi .ni tidak mungkin akan terwujud tanpa ada imbalan perang melawan setiap yang menentang kehendak Tuhan dimana saja, di gereja, di setiap negara di dunia ini, bahkitn dalam kehidupan diri kita gendiri.
        Perjanjian Lama mengaitkan motif antagonistik sangat dekat dengan tema doxologi: Keagungan Tuhan Yahweh-Adonai akan dinyatakan di tengah-tengah umat manusia.
Perjanjian Baru: Kitab Misi Dunia
Dari awal sampai akhir; Perjanjian Baru merupakan kitab misi. la menunjukkan pentingnya keberadaan kerja misionari pada gereja Kristen awal, baik yang bercorak Yahudi maupun Helenistik. Kitab Injil adalah "catatan hidup" kotbah misionari, dan para muridYesus bukanlah bentuk dari apologi misionari sebagaimana mereka adalah instrumen autentik dan aktual dari kerja misi. Kita tidak bisa membahas setiap detail yang akan menggarisbawahi pentingnya Perjanjian baru bagi dasar clan praktek misi, tetapi bagaimanapun juga kita ingin menguji sebagian darinya.
Yesus adalah Penyelamat Dunia
        Setiap motif yang terdapat pada Perjanjian lama terpadu dan bekerja dalam Yesus dari Nazaret. Episode perubahan bentuk Yesus digunung menggarisbawahi bagaimana motif universal, mesianis, dan misionari datang bersamaan dalam hidupnya. Markus 9:2-13 menceritakan Musa dan Eliyah menemui Yesus di gunung itu. Menurut tiga muridnya yang menyaksikan kejadian itu - Petrus, James dan Yohanqs, Yesus lebih besar daripada Musa dan Eliyah, dengan demikian Yesus lebih dari motif yang terdapat pada Perjanjian Lama dan menyempurnakannya dalam dirinya; Dia berjalan ke depan untuk menyatakan bahwa Tuhan telah memperhatikan seluruh dunia.
        Ketika Yesus kembali ke kampung halamannya, Nazaret, dia pergi ke sinagog untuk melakukan kebaktian pada hari Sabat, dan mendapatkan kehormatan untuk membaca pesan kitab nabi Yesaya pasal 61. Setelah membaca pesan nabi pada kitab itu, Yesus berkata: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya" (Lukas 4:21).
Mandat Misionari dalam Matius
        Para ahli Perjanjian baru menyatakan bahwa Injil Matius terdiri dari materi pengajaran yang terkumpul dan terorganisir pada ajaran tentang pekerjaan Yesus, pribadi dan datangnya kerajaan, juga perintah menyebarkan pesan-pesannya kepada orang lain.
        Meskipun banyak yang mengatakan bahwa Matius menjiplak Injil Markus sebagai sumber cerita tentang perbuatan Yesus, tetapi dia sendiri mengumpulkan cerita tentang sabda Yesus. Injil Matius merupakan teksbook untuk misi.
       Para ahli tidak sepakat tentang tahun penulisan kitab ini. Ada yang berpendapat ia ditulis sekitar tahun 75 M, dan lainnya mengatakan bahwa penulisan itu dilakukan antara tahun 80 M. sampai 100 M. Jika pendapat mereka itu benar, kita harus berpikir bahwa Injil ini merefleksikan periode gereja awal ketika Yahudi dan Kristen non Yahudi sedang giat-giatnya menyebarkan ajaran agamanya.
        Matius pasal 10 mencatat Yesus memerintahkan para muridnya untuk menyebarkan ajarannya pada bangsa Israel. Kalimat yang perlu digarisbawahi pada ayat 5: "Janganlah kamu pergi ke jalan bangsa lain atau masuk ke kota orang Samaria, melainkan pergilah ke domba-domba yang hilang dari umat Israel" - adalah dari kitab yang juga memuat pasal 28 tentang penyebaran agama Kristen ke seluruh dunia. Para ahli Perjanjian Baru berupaya mempertemukan dua ayat yang saling bertentangan ini dengan berpandangan bahwa keduanya sama benar. Ketika Injil Matius ini ditulis, sejumlah Kristen Yahudi hidup di Palestina yang menentang setiap misi yang ditujukan kepada bangsa nonYahudi, karena mereka mengantisipasi kemungkinan munculnya peristiwa yang tidak diinginkan. Penulis Injil ini kemungkinan besar anggota Kristen Yahudi yang hidup di Syria, menulis naskah ini dengan pendirian yang kuat bahwa seruan untuk menyatakan pesan Yesus pada Israel harus dilengkapi dengan misi pada bangsa non Israel. Dia percaya bahwa penyelarasannya adalah implikasi dari perintah Yesus. Sebagaimana yang dilihat oleh penulisnya, sebelum kebangkitan, konsentrasi misi yang hanya ditujukan pada Israel merupakan strategi belaka.
        Peristiwa yang membuka jalan menuju non Israel adalah kebangkitan Yesus. Sebelumnya perhatian difokuskan pada Israel, tetapi penyaliban dan kebangkitan merupakan dasar misi ke seluruh dunia dan sebagai tanda untuk dimulainya misi itu. Matius 10:23 tertulis: "Karena aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, anak manusia sudah datang."
Mandat Misionari di Injil Markus
        Hampir semua pakar Perjanjian baru yang berpengaruh meyakini Injil Markus ditulis sekitar tahun 40 M. Hampir semuanya ditulis dalam lingkungan non Yahudi oleh seorang Kristen Yahudi, Yohanes Markus. Dia berharap tulisannya menjadi alat bagi kemenangan manusia mengikuti Yesus dan kerajaannya. Dia membuka injilnya dengan kata "Injil Yesus Kristus" ditampakkan begitu jelas "dalam pikirannya bahwa penulisan ini merupakan pekerjaan yang sama dengan melakukan misionari secara lisan." Dengan adanya penafsiran fakta tentang kehidupan Yesus, kematian dan kebangkitan, ia ingin memanggil manusia untuk mengimani Yesus Kristus. Memang Injil Markus memiliki kekurangan dalam memberikan mandat misionari, tetapi secara keseluruhan ia bernada misionari.
        Bagaimanapun juga, di bagian akhir Injil ini yang memiliki perintah eksplisit tentang misi - ayat 15 dan 16 - banyak mengundang perselisihan. "Dan ia berkata pada mereka, "perg.ilah ke seluruh dunia, beritakan Injil ke segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum." Mandat misionari yang digabung dengan membaptis merupakan keunikan Injil Markus. Disamping itu pada prase Injil Matius yang berbunyi "semua bangsa" diganti dengan kata "seluruh dunia." Konotasi kata itu adalah para muridnya harus melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk mengajak penduduknya melakukan pertobatan. Selanjutnya, manusia sendiri yang mengambil keputusan untuk mengikuti atau melawan Yesus dengan mendapat balasan yang setimpal, berhubungan dengan berita yang mengandung keselamatan dan hukuman.
        Pakar Perjanjian Baru mengatakan, bagian akhir Injil ini - pasal 16 ayat 9-20 - adalah tambahan yang diletakkan pada Injil aslinya. Siapa saja yang menambah pasti mengikuti penulis Injil lain yang memuat mandat misi tersebut. Oleh karena itu meskipun ayat Markus ini merupakan tambahan dan memang benar-benar bukan milik Injil ini, mereka mendasarkannya pada tradisi yang terdapat pada Injil lainnya.
Mandat Misionari pada Injil Lukas dan Kisah Rasul
        Injil Lukas dan Kisah Rasul ditulis menjadi dua bagian yang sebenarnya adalah satu kitab. Perbedaan waktu antara dua bagian tersebut adalah bagi yang pertama ditulis tahun 75 M. dan bagi yang kedua tahun 95 M. Setiap orang sepakat bahwa penulis kedua kitab itu adalah Lukas, seorang dokter Yunani dan pengikut Paulus.
        Di awal Injilnya, Lukas mengingatkan pada pembacanya bahwa dia dengan hati-hati menguji dan menyelidiki keludupanYesus dan berusaha menulisnya seakurat mungkin. Tulisannya merupakan usahanya untuk melaksanakan tugas misionari, dan diantara sumber yang dipakai untuk menulis adalah Injil Markus.
        Lukas memuat mandat misionari itu pada peristiwa kebangkitanYesus. Dalam kedua kitab itu is menghubungkan kebangkitan Yesus dengan panggilan misi. Mandat itu merupakan bagian dari perintah Yesus yang ditujukan kepada para muridnya sebagaimana yang tertulis dalam Lukas 24:46-47: " .....ia berkata kepada mereka: "telah tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam namanya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, rnulai dari Yerusalem."
        Lukas 24 dan Kisah Para Rasul 1 menyatakan bahwaYerusalem adalah satusatunya tempat dimulainya penyebaran berita gembira, sebuah pecan yang berdasar pada penderitaan, kematian dan kebangkitan Kristus.
        Lukas mengambil penderitaan untuk mengaitkan panggilan misi tidak hanya pada kebangkitan Kristus tetapi juga pada janji Roh Kudus. Pada Kisah Rasul pasal 1 memuat berita bahwa para murid diperintah untuk menunggu kedatangan Roh Kudus setelah Yesus pergi meninggalkan mereka, yang berbunyi berikut ini:
        "Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuan, maukah engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawabnya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, dan kamu akan menjadi saksiku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:6-8)
Mandat Misionari pada Injil Yohanes
        Para ahli Perjanjian Baru sepakat bahwa Injil Yohanes memiliki perbedaan dalam cara metode dan penulisannya yang berbeda dengan ketiga injil lainnya. Hampir semua pakar meyakini bahwa injil ini ditulis sekitar tahun 100 M.
        Pengarangnya mungkin menulis kitab ini ketika hidup di Epesus, dan pemilihannya pada materi tentang sabda Yesus berhubungan dengan tujuan misionari. Dia ingin menyampaikannya pada masyarakat yang hidup di Asia Minor, dan memiliki tiga tujuan dalam menulis injil ini dan tiga suratnya: membawa manusia percaya kepadaYesus Kristus (Yohanes 20:31), menjaga mereka agar tetap setia dalam pengakuan bahwa Yesus datang dalam daging (I Yohanes 4:2-3), dan melanjutkan persahabatan iman dalam Yesus (I Yohanes 1:3). Semua framework itu merefleksikan keinginan mendalam pada panggilan para murid dalam misi dunia (Yohanes 4:35-38; 13:20; 17:18).
        Yohanes mengorientasikan panggilan misi tidak hanya pada pribadi Yesus dan pekerjaannya, tetapi juga pada Tuhan itu sendiri. Yesus berkata: "aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang menerima orang yang kuutus, is menerima aku, dan barang siapa yang menerinta aku, is menerima Dia yang mengutus aku" (Yohanes 13:20). Tuhan Bapa mengutu.s anakNya yang kemudian anak itu mengutus para muridnya untuk mengumpulkan domba-domba dari segala manusia dan membawa mereka menjadi keluarga Tuhan (Yohanes 10:16; 12:32; 17:1-26).
        SetelahYesus berkata demikian, dia memberikan perintah aktual untuk melakukan misi dalam Yohanes 20:21-23: "Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus aku, demikian juga sekarang aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, is mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh kudus. Jika kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan bila kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosa tetap ada."
Islam dan Kewajiban Da'wah
        Setiap manusia perlu mempertanyakan diri atas keberadaannya di dunia. Kita ini dari mana, mau kemana, apa maksud dan tujuan hidup kita, mengapa kita harus ada di dunia?
        Kehidupan di dunia ini selalu mengajak para penghuninya - terutama manusia -- untuk berjuang mempertahankan hidupnya dan generasi penerusnya. Di balik itu manusia mendapatkan tantangan dan rintangan yang mengakibatkan penderitaan hidup. Oleh karena itu muncul pertanyaan lagi: Mengapa kita harus memperjuangkan kehidupan kita dan generasi berikutnya, padahal mau atau tidak, cepat atau lambat, semua yang hidup ini pasti meninggal dunia?
        Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada manusia, tidak menghendaki makhlukNya terombang-ambing dalam kegalauan dan kebingungan dalam menapaki perjalanan hidupnya di dunia ini. Dia memberikan bimbingan dan petunjuk bahwa kehidupan ini penuh permainan dan senda gurau nyata, manusia tidak boleh terjebak dalam lingkaran itu dan harus bersungguh-sungguh bergerak menuju kehidupan hakiki di akhirat nanti (QS. al-An'am 32). Sedangkan satu-satunya tujuan hidup ini hanya menghambakan atau me ngabdikan diri kepada Allah (QS. ad-Dariyat 56) dengan keyakinan dan pernyataan bahwa "tidak ada tuhan selain Allah" (QS. Muhammad 19). Oleh karena itu, siapa saja yang tidak mau mengharnbakan diri kepadaAllah maka hidupnya sia-sia belaka, tidak ada artinya dia hidup di dunia. Allah sama sekali tidak membutuhkan peribadatan manusia, dan Dia tidak akan risau atau pun sedih bila makhlukNya mengabaikan panggilanNya:
"Musa berkata kepada bani Israel: "Seandainya kalian dan seluruh manusia di dunia ini kufur terhadap Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji" (QS. Ibrahim 8).
        Sikap Tuhan seperti yang termuat dalam Alqur'an ini sangat bertolak belakang dengan keadaan Tuhan yang diceritakan oleh Bibel kitab Kejadian 6:6 yang menjelaskan: "Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa la telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hatiNya."
        Dengan demikian, Allah memberikan bimbingan atau petunjuk hidup yang berupa agama melalui kitab suci (Alqur'an) bukanlah untuk membebani manusia, melain untuk membebaskan manusia dari kegelapan dan penderitaan hidup menuju kehidupan yang cerah, damai, sejahtera dan bercahaya (QS. Ibrahim 1). Oleh karena itulah Nabi Muhammad saw. mendapatkan kewajiban untuk menyebarkan ajaran Allah ini ke seluruh manusia, agar mereka mendapatkan karunia dan rahmat dari yang Maha Kuasa (QS. al-Anbiya' 107).
        Dalam perjalanan menyebarkan rahmat Allah ini, umat Islam berhadapan dengan tradisi dan keyakinan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Padahal setiap yang bertentangan dengan Islam, berarti berlawanan dengan rahmat, karunia, keselamatan, kesejahteraan dan kedamaian yang diberikan Allah kepada manusia - yaitu penderitaan, kesengsaraan dan kehancuran hidup. Oleh karena itu mereka mendapatkan tugas dari Allah untuk menyampaikan dan menunjukkan bahwa satu-satunya jalan kehidupan yang benar dan satu-satunya jalan keselamatan hanyalah Islam. Selain itu tidak ada keselamatan.
"Dan hendaklah dari kamu, umat yang menyeruh pada kebajikan, menyuruh keparda yang ma'ruf dan mencegah kemunkaran. Mereka itulah orang-orang yang beruntung" (QS. Ali Imran 104).
Dialog Islam dan Kristen
    Dari sekian tradisi, keyakinan atau agama yang berhadapan dengan Islam diantaranya adalah agama Kristen yang menyatakan bahwa Yesus itu adalah Allah, Yesus adalah jalan keselamatan, Bibel (Alkitab) adalah firman Tuhan yang harus disampaikan ke segala bangsa dan lain-lain.
    Saat bertemu dan berhadapan itulah Islam dan Kristen dituntut untuk membuktikan kebenarannya masing-masing. Di antara jalan pembuktian itu adalah dengan melakukan dialog antar agama, di mana masing-masing pemeluknya harus dengan terbuka untuk menerima kebenaran meskipun dari pihak lain, dan siap menolak yang tidak benar meskipun yang salah itu berasal dari pihaknya. Dialog berasal dari kata Dialogus yang artinya: pembicaraan antara dua golongan, baik perseorangan maupun kelompok. Dialog antar agama (seperti Islam dan Kristen) juga dapat terjadi karena beber.apa faktor berikut ini:
1.     Seorang penganut suatu agama, yang telah membaca buku tentang agama lain, lalu hatinya tergerak untuk mengetahui mana agama yang benar, kemudian datang kepada seorang tokoh atau ahli agama untuk mendiskusikan mengenai kedua agama (Islam dan Kristen). Sebagaimana yang dilakukan olehAntonius Widuri dan KH. Bahaudin Mudhary yang dapat anda nikmati pada buku ini.
2.    Seorang yang sudah yakin akan kebenaran agamanya, lalu mengenal agama lain yang bertentangan dengan ajaran agamanya, kemudian dia mengajak (menantang) berdialog tentang Islam dan Kristen. Sebagaimana yang dilakukan oleh pendeta ev dr. Suradi (pemimpin Gema Nehemia Jakarta) dengan penulis pada 4-4-1989 di Gedung Pertemuan Hindu, jl. Pasar Baru Jakarta; Robert Westley Sitorus (pendeta Gereja Advent Purwakarta Jawa Barat) dengan penuhs pada 13-12-1990; Masyhud SM. dengan Dr. Sictus Situmorang (pastur gereja Katolik Probohnggo) pada tahun 1992 di gereja Katolik Probolinggo Jawa Timur, juga dengan ev dr. Herman Simanjutak (Abdul Masih) pada 20-10-1995 di kantor Gema Nehemia jl. Proklamasi 47 Jakarta; Machmud SH. dengan Dr. AlexAbraham dan Drs. Sudi Darma (pendeta gereja Betania Surabaya); Penulis dan Machmud SH. dengan Dr.Mizzah (pendeta Advent Surabaya) di rumah pendeta tersebut dan lain-lain.
3.    Tokoh Kristen dari Selandia Baru dengan dipandu oleh seorang Kristen di kota Mojokerto Jawa Timur, pada 31-12-1968 mengunjungi rumah H. Turmuzi (juga di Mojokerto) dengan maksud ingin mengadakan dialog tentang Islam dan Kristen. Pada waktu itu penulis sebagai wakil Islam. Begitu pula Sudrajat, Yeri dan Sugiyo (misionaris KristenYehova) mendatangi rumah-rumah orang muslim, yang pada akhirnya berdialog dengan Masyhud SM. di Sidoarjo jawa Timur pada tahun 1996.
4.    Seorang Kristen mantan Islam dari Tulangan Sidoarjo, setelah sekian lama masuk Kristen, menyatakan bahwa ia mau kembali masuk Islam, jika ada tokoh Islam yang dapat menerangkan bahwa Islam lebih unggul daripada Kristen. Maka ia datang kepada penulis untuk berdialog tentang Islam dan Kristen. Ternyata dia hanya ingin menguji penulis atau ingin sengaja berdialog karena yakin ia dapat menundukkan orang Islam.
5.     Seorang Kristen berkata pada orang Islam, bahwa ia berasal dari keluarga muslim yang fanatik. Katanya, dia masuk Kristen karena di dalam Islam terdapat hal-hal yang tidak dapat diterima olehnya, seperti: poligami, hukum rajam yang dianggap kejam, mengapa umat Islam selalu membaca salawat kepada Nabi Muhammad yang berarti nabi umat Islam ini belum selamat, sehingga tidak mungkin bisa menyelamatkan orang lain.
Juga dikatakan bahwa keselamatan dalam Islam itu belum pasti, karena selalu dikatakan "insya Allah". Sedangkan dalam Kristen, keselamatan itu sudah dapat dipastikan, karena dalam Kisah Rasul 4:12 disebutkan:
"Maka tiadalah keselamatan itu di dalam barang seorang lainnya, karena di bawah langit tiada lagi nama lain yang dikaruniakan kepada manttsia, yang di dalamnya kita selamat."
Allah memerintahkan umat Islam apabila menghadapi dialog semacam yang mana pun dari lima butir di atas, harus bersikap dewasa. Yaitu berlapang dada, toleran serta menunjukkan akhlak mulia:
"Dan janganlah berdialog dengan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) melainkan dengan cara yang baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim dari kalangan mereka.." (QS. al-Ankabut 46)
        Agar tidak melakukan dialog dengan serampangan, umat Islam dituntut memiliki ilmu Kristologi. Ketika sidang Tanwir Muhammadiyah di Lhok Seumawe pada 8 Desember 1989, mensekneg menjawab pertanyaan seorang peserta Tanwir, bahwa di Belanda ada lembaga Islamologi yang anggotanya tokoh-tokoh Kristen. Dengan maksud mencari kelemahan ajaran Islam, sehingga dia dapat berbicara apabila berhadapan dengan orang Islam. Lalu mengapa di Indonesia belum ada lembaga Kristologi yang didirikan umat Islam?
        Dengan bekal kristologi yang memadai, dapat menghasilkan dialog yang baik, seperti Dialog Masalah Ketuhanan Yesus yang dilakukan oleh KH. Bahaudin Mudhary Beliau dapat menginsyafkan saudara Antonius Widuri atas kebenaran agama Islam tanpa merasa dipaksa. Dialog yang berdasarkan pada argumentasi dan jauh dari sikap mau menang sendiri, merupakan hal yang sangat baik.
        Bagi seorang Islam yang ahli Kristologi seperti KH. Bahaudin Mudhary (alm), KH: Arkanuddin Masrury (alm), Yousoef Soueb (alm), Prof. Drs. Hasbullah Bakhri dan lain-lain dalam setiap dialog dapat menerangkan semua masalah dengan dalil yang akurat ilmiah berdasarkan Alkitab (Bibel) itu sendiri. Sehingga bagi lavran dialognya hanya tinggal memilih: mau menerima kebenaran atau tidak.
        Dialog seperti ini tidak akan mengganggu kerukunan antar itmat beragama. Bahkan menurut seorang ahli teologi bangsa Jerman dalam buku "Die herrschenden Ideen des-Islams" mengatakan: Der Zusammenstossz der Geistesstromungen, fordert and kraftigt das-Geistesleben (dengan adanya tubrukan mengenai aliran kerohanian, akan memajukan serta menguatkan hidup kerohanian).
        Hal itu akan berbeda sekali apabila suatu dialog tidak didasarkan pada ilmu, sebab cara ini tidak akan menyelesaikan bahkan sebaliknya akan menimbulkan ketegangan dari kedua pihak. Penulis menghargai kebesaran jiwa A.M. Yusuf Roni yang menulis dalam bukunya "Pembelaku yang Agung" pada halaman 10 sebagai berikut:
        "Hendaknya umat beragama harus berjiwa besar apabila kitab sucinya dikritik, agar lebih jelas kemurniannya yang hakiki. Oleh sebab itu saya rasa umat Kristen tidak keberatan apabila umat agama lain mengutip ayat-ayat Alkitab sekalipun penafsirannya tidak sama dengan ajaran Kristen."
        Penulis pun berpendirian begitu. Namun harus diingat dan diperhatikan, bahwa ada dua hal yang sangat berbeda secara prinsipil, yaitu
1.     Penyalahgunaan atau penyelewengan tafsiran suatu ayat, baik ayat Alqur'an maupun Alkitab.
2.     Memandang suatu ayat, baik Alqur'an maupun Alkitab, dapat diartikan begini dan begitu.
        Jika terjadi hal seperti pada butir 1, yaitu penyelewengan penafsiran suatu ayat, kemudian lawan dialognya memberikan tafsir yang sebenarnya, maka pihak yang salah tafsir tersebut harus taslim (menerima). Sedangkan jika terjadi seperti butir 2, maka diadakan adu argumentasi dengan jiwa besar dan hati jujur.
        Seorang misionaris Kristen pernah mengirim surat kepada seorang Muslim dengan maksud ingin memberitakan kepada orang Islam tentang Yesus dan keselamatan yang pasti. Sebab menurut dia, apabila ia tidak memberitakannya, dia akan berdosa. Jika dia sudah menyampaikan dan sang penetima tidak percaya, berarti itu urusan yang menerimanya dengan Tuhan.
        Kita harus mengakui bahwa para pengikut dari semua agama memiliki semangat tinggi untuk menyampaikan ajaran agamanya kepada orang di luar agama mereka. namun karena ada SK menteri agama (H. Alamsyah Ratu Prawira Negara) no. 70 tahun 1978, bahwa penyebaran agama tidak boleh ditujukan kepada orang yang sudah memeluk agama (selain agama yang dipeluk oleh si pengajak). Maksudnya agar orang awam dari suatu agama tidak digoyang imannya pada agama yang telah dipeluknya dan tidak didangkalkan akidahnya.
        Kecuah jika propaganda agama itu ditujukan kepada tokohnya atau kepada orang yang mengerti perbandingan agama. Agar mereka yang bersangkutan dapat saling menunjukkan kebenaran agamanya masing-masing dengan ikhlas, berjiwa besar, berhati bersih serta bertoleransi cukup tinggi. Dengan demikian akan dapat mencapai harapan untuk menemukan kebenaran hakiki. Atau paling tidak untuk menguatkan dan memajukan kellidupan kerohanian, sebagaimana yang dikatakan oleh ahli teologi dari. Jerman di muka.
Sidoarjo,1 Oktober 1998
KH. Abdullah Wasi'an




ASAL MULA TERJADINYA
PERTEMUAN MALAM PERTAMA
        Pada malam selasa tanggal 9 Maret 1970, salah seorang santri (pelajar) dari Pesantren Sumenep, Sdr. Marzuki mengadakan sekedar selamatan tahun Baru Islam (1 Muharram tahun Hijriah) yang dihadiri oleh beberapa santri lainnya. Beberapa saat kemudian datang dua orang saudara bernama Markan dan Antonius Widuri (keduanya adalah tim akuntan) yang oleh Kantor Akuntan Jakarta ditugaskan di P N. Garam di Kalianget. Saudara Markan berasal dari Padang beragama Islam, dan saudara Antonius Widuri berasal dari Yogyakarta beragama Kristen sejak kecil dan memang dari keluarga Kristen Katolik Roma.
        Kedatangan saudara Markan dan Antonius Widuri pada selamatan tersebut ingin menemui Kyai Bahaudin Mudhary yang memang sudah di kenal sebelumnya. Oleh kawan-kawan, terutama oleh saudara Marzuki selaku tuan rumah, kedatangan dua saudara ini disambut dengan ramah dan rasa gembira.
        Kemudian saudara Markan menerangkan kedatangannya dari Kalianget ke Sumenep menyertai saudara Antonius Widuri, sengaja untuk menemui Kyai Bahaudin Mudhary, berhubung dengan keinginannya yang sudah lama terkandung untuk membandingkan tentang masalah Ketuhanan dalam agama Kristen dan Islam. Juga soal yang berhubungan dengan i'tikad, kepercayaan diantara kedua agama tersebut.
        Menurut saudara Markan, karena bapak Kyai sedang berada di sini, kalau bisa di lain waktu saja untuk menemui beliau, diberi waktu yang cukup. Akan tetapi sekiranya bapak Kyai dan Tuan Rumah serta saudara-saudara disini tidak berkeberatan, minta supaya diperkenankan untuk menguraikan isi hatinya, agar saudara-saudara tidak salah faham, karena hal tersebut, hanya dari hati ke hati saja, yakni hanya soal keyakinan pribadi semata-mata.
        Kawan-kawan tidak berkeberatan asalkan berkisar dalam soal agama saja, dan tidak ada kata-kata singgungan terhadap siapa pun. Jadi hanya merupakan soal jawab antara pribadi dengan pribadi saja.
        Bapak Kyai Bahaudin menerangkan, sekiranya soal jawab antar pribadi ini tidak selesai malam ini juga, apakah akan dilanjutkan pada malam yang lain. Oleh saudara Markan dan saudara Antonius dijawab, bahwa yang penting adalah kepuasan, walaupun memerlukan waktu lama baik siang maupun malam. Kalau begitu menurut Kyai Bahaudin Mudhary, kita dapat menamakan pertemuan ini adalah pertemuan pertama. Dengan catatan pertemuan pribadi semata bukan pertemuan dengan undangan.
        Perlu diterangkan dalam soal jawab ini nama-namanya disingkatkan. Huruf: "A" singkatan dari bapak Kyai Bahaudin Mudhary dan huruf "B" singkatan dari Antonius atau saudara Markan. Karena, saudara Markan sering ikut menjelaskan keterangan saudara Antonius.


MALAM PERTAMA
PERSETUJUAN BERSAMA
Lembar 1,2.
Lembar 1
A:
Sebelum diadakan petemuan, saya pandang perlu menentukan sesuatu yang dirasa penting yang patut kita atur terlebih dahulu.
B:
Hal itu kita serahkan saja kepada bapak Kyai bagaimana baiknya pertemuan kita nanti.
A:
Apakah sebaiknya pertemuan kita ini tidak dicatat saja dan bila dirasa perlu kita gunakan tape recorder untuk dijadikan kenang-kenangan.
B:
Baiklah, kita setuju pendapat bapak Kyai.
A:
Kalau begitu saya akan minta bantuan kepada seorang saudara untuk mencatat pembicaraan kita masing-masing. Dan apakah saudara tidak berkeberatan hasil pembicaraan kita nanti sekiranya perlu untuk diketahui umum juga, sebaiknya kita jadikan buku (dibukukan).
B:
Buat saya tidak berkeberatan, asal membawa manfaat untuk umum.
A:
Jadi saudara setuju.
B:
Ya, sangat setuju.
A:
Terima kasih, sekarang saya ingin menanyakan, maksud saudara menemui saya. Dan tadi saudara menyebutkan tentang agama Kristen dan Islam.
B:
Begini Pak Kyai, secara terus terang dengan hati ikhlas saya sampaikan bahwa saya adalah seorang yang beragama Kristen Katolik. Sering juga saya membaca buku-buku agama Islam, dan majalah-majalah Islam, terutama majalah Kiblat yang terbit di Jakarta. Dengan membaca buku-buku dan majalah-majalah tersebut, lalu timbul keinginan saya untuk mempelajari dan meneliti agama Islam. Akan tetapi keinginan itu selalu saya sembunyikan saja.
A:
Dimanakah saudara mendapat buku-buku Islam dan majalah Kiblat.
B:
Secara tidak sengaja, saya sering menemukan di meja kawan. Mula-mula saya tidak menghiraukan, karena buku dan majalah tersebut berlainan dengan keyakinan saya. Pada suatu malam saya tidak bisa tidur, padahal saya ingin beristirahat, lalu saya mondar-mandir dikamar tidur, keluar masuk kamar, lalu saya lihat majalah Kiblat diatas meja, mungkin kepunyaan kawan saya yang ketinggalan waktu bertamu ketempat saya. Secara tidak sengaja saya ambil majalah tersebut, tanpa kesadaran saya bawa ketampat tidur, lalu saya buka-buka lembaran, mungkin ada cerita-cerita yang dapat mendorong saya supaya tidur. Kemudian pada suatu halaman, saya menjadi terkejut melihat suatu artikel tentang "Kristen" tanpa pikir saya membaca. Mula-mula hati saya selaku seorang Kristen merasa tersinggung, akan tetapi seolah-olah ada daya tarik yang memerintahkan saya supaya terus membacanya, pada saat itulah muncul dorongan hati saya untuk berpikir dan meneliti kebenaran keyakinan saya. Entah karena apa saya lantas ingin membaca buku-buku Islam, dan majalah-majalah Islam. Malah seringsekali saya cari-cari pinjaman majalah Kiblat pada kawan-kawan yang berlangganan. Makin lama, bertambah timbul dorongan hati saya untk meneliti ajaran Islam dan Kristen, dan ingin membandingkan tentang ketuhanan antara dua agama tersebut. Secara diam-diam saya terus membaca-baca buku Islam disamping membaca kitab Injil yang menjadi keharusan saya selaku pemeluk agama Kristen.
A:
Apakah saudara selalu telah mempelajari Kitab Injil cukup mendalam ?
B:
Menurut perasaan saya, Kitab Injil itu telah saya pelajari dan saya anggap cukup mendalam. Ini hanya menurut ukuran kemampuan yang ada pada saya saja. Entah lagi penilaian orang lain.
A:
Kemudian bagaimana kelanjutan keinginan saudara.
B:
Setelah saya meneliti buku-buku Islam dan Kristen yang saya temui, maka dorongan hati saya untuk melepaskan keinginan saya tak dapat saya tahan. Lalu saya mulai bertanya-tanya tentang agama Islam pada beberapa beberapa orang yang saya temui. tetapi keterangannya itu belum ada yang memuaskan hati saya.
A:
Kepada siapa saja saudara bertanya tantang ajaran Islam ?
B:
Kepada siapa saja yang saya temui, disamping pembicaraan yang lain. Jadi saya bertanya-tanya merupakan selingan saja dari pada yang menjadi pokok pembicaraan. Jadi tidak secara langsung.
A:
Setelah itu adalah pengaruh pada saudara ?
B:
Ya, anehnya saya mulai tidak rajin lagi pergi ke gereja. Mungkin inilah pengaruhnya.
A:
Kemudian bagaimana ?
B:
Oleh karena saya tidak merasa puas dari orang-orang yang memberikan keterangan tentang Islam, lalu saya bicarakan kepada saudara Markan. Oleh saudara Markan saya diajak ke rumah bapak Kyai Baha. Maka saya perlukan datang kemari diantar oleh saudara Markan.

Lembar 2
ATAS.gif (1280 bytes)

A:
Mungkin saudara belum mendalami mempelajari kitab Injil. Apakah tidak sebaiknya saudara meneliti kembali ajaran-ajaran Kristen sebelum diadakan pertemuan.
B:
Kalau begitu apakah orang yang bukan pemeluk Islam tidak dibolehkan mempelajari Islam ?
A:
Bukan begitu, maksud saya agama Islam itu bersikap toleransi terhadap semua agama dan pemeluknya. Memang para pemeluk Islam diwajibkan berdakwah kepada siapa saja yang mau menerimanya. Tetapi Islam melarang pemaksaan pada orang lain untuk memeluk agama Islam.
B:
1

MALAM KEDUA
Lembar 1,2,3,4,5,6,7,8.
Lembar 1
A:
Sejak kapan saudara beragama Kristen ?
B:
Sejak saya dilahirkan.
A:
Apakah saudara benar-benar mempelajari bahwa agama Kristen itu suatu agama yang paling benar ?
B:
Ya, memang saya menyadarinya.
A:
Apakah saudara berkeyakinan bahwa Kitab Injil itu suci ?
B:
Ya, yakin sekali.
A:
Dari siapakah pengertian saudara bahwa Bibel itu dari Tuhan Yang Maha Suci ?
B:
Guru saya menerangkan bahwa Bible adalah Kitab Suci berisi pengajaran TuhanYesus, yang dicatat oleh Rasul-Rasul Matius, Lukas, Yohanes dan Rasul Markus.
A:
Apakah yang dimaksud suci pada Bible itu mempunyai arti bahwa Bible bersih dari kesalahan-kesalahan.
B:
Betul demikian. Tetapi kesalahan-kesalahan bagaimana yang bapak maksudkan.
A:
Misalnya: Pada suatu saat ada orang mengabarkan pada saudara si A sakit, sedangkan orang lain memberitahukan bahwa pada saat itu si A tidak sakit. Kedua berita itu apakah benar semuanya, atau salah semuanya atausalah satu saja yang benar.
B:
Di antara keduanya itu tentu salah  satu yang benar, atau keduanya salah dan mustahil kedua-duanya benar.
A:
Satu misal lain; Ada orang berkata si A mempunya tiga orang anak, dan orang lain mengatakan  si A mempunya sepuluh orang anak. Apakah dua perkataan itu benar semuanya, satu semuanya salah atau salah satu saja yang benar.
B:
Tidak mungkin benar semuanya, melainkan salah satu yang benar atau salah semuanya.
A:
Kalau saya mengatakan benar semuanya, bagaimana pendapat saudara ?
B:
Itu adalah mustahil, karena ada perselisihan diantara keduanya.
A:
Andaikata ada suatu Kitab Suci, akan tetapi ayat-ayat didalamnya diantara yang satu dengan yang lain terdapat perselisihan, apakah kitab itu akan dinamai Kitab Suci ?
B:
Tentu bukan kitab suci, karena yang dinamakan kitab suci itu adalah ilham (wahyu) dari Tuhan, yang mustahil mendapat kesalahan atau perselisihan.
A:
Jadi kalau begitu bukan kitab suci lagi.
B:
Betul, kesuciannya sudah batal.
A:
Kalau demikian, tentu isinya tidak dapat percaya, kesuciannya atau kebenarannya, karena diantara ayat-ayatnya terdapat perselisihan.
B:
Yang jelas diantara ayat-ayatnya pasti bukan dari Tuhan, atau sudah dicampur adukkan dengan karangan manusia, sehingga kesuciannya ternoda, Ringkasnya sudah tidak suci lagi.
A:
Kalau misalnya Bible terdapat selisih antara satu ayat dengan ayat yang lain, apakah saudara masih berkeyakinan bahwa Bible itu Ktab Suci.
B:
Saya tidak yakin kalau kitab Bible tidak suci. Terkecuali ada bukti-bukti yang nyata yang menunjukkan ayat-ayatnya berselisih antara yang satu dengan yang lain, yang dapat menimbulkan keraguan saya tentang kesuciannya. Menurut penelitian bapak, apakah ayat-ayat Bible ada yang berselisih.
A:
Ya banyak yang berselisih.
B:
Di Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru.
A:
Dua-duanya terdapat beberapa perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain.
B:
Di bab apa dan pasal serta ayat berapa ?
A:
Supaya berurutan saya atur dalam beberapa pasal: Pertama soal ketuhanan Yesus, karena soal ketuhanan adalah termasuk kepercayaan pokok pada tiap-tiap agama. Jadi soal ini perlu perlu sekali didahulukan. Sesudah itu kita berpindah pada soal yang lain yang berhubungan dengan soal agama Kristen yang termaktub dalam kitab Bible. Bagaimana pendapat saudara ?
B:
Baik, saya menyetujui pendapat bapak.
A:
Sekarang saya ingin bertanya, apakah alasan saudara bahwa Yesus menjadi anak Tuhan ?
B:
Dalam Matius, pasal 3, ayat 17 menyebutan demikian: "Maka suatu suara dari langit mengatakan: "Inilah anakku yan kukasihi. Kepadanya Aku berkenan". Juga di Lukas pasal 4 ayat 41, menyebutkan bahwa Yesus itu Anak Allah".

Lembar 2
Kembali ke atas

A:
Kalau begitu silahkan buka Matius pasal 5 ayat 9.
B:
Baik. Dalam pasal dan ayat itu menyebutkan: "Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah".
A:
Berdasarkan ayat tersebut yang dimaksudkan "Anak Allah" itu ialah orang yang dihormati sepeti Nabi. Kalau Yesus dianggap Anak Allah, maka semua orang yang mendamaikan manusia pun menjadi anak-anak Allah juga. Jadi bukan Yesus saja Anak Allah, tetapi ada terlalu banyak.
B:
Dalam Yohanes pasal 14 ayat 7 disebutkan: "Sekiranya kamu mengenal Aku, Pasti kau mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia", dan di ayat 10 disebutkan: " Tidak percayakah engkau, bahwa Aku didalam Bapa dan Bapa didalam Aku ? apa yang akan kukatakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-KU sendiri, tetapi Bapa, yang diam didalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya".
A:
Baiklah. Silahkan saudara periksa Yohanes pasa 17 ayat 23.
B:
Baik. Dipasal ini  disebutkan bahwa: "Aku didalam mereka dan Engkau didalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang mengutus Aku dan bahwa engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku".
A:
Perhatikan di ayat ini ada tersusun kata "Aku didalam mereka". Kata "mereka" di ayat ini ialah sahabat Yesus. Sedang yang dimaksudkan "Aku" adalah Yesus. Jadi kata "Aku didalam mereka" artinya beserta sahabat-sahabatnya. Jadi Tuhan itu beserta Yesus dan para sahabatnya. Kalau saudara percaya hal kesatuan Yesus dan Bapa, maka saudara pun harus percaya hal kesatuan Yesus dengan Bapa itu dengan semua sahabat Yesus yang berjumlah 12 orang itu. Jadi bukan Yesus dan Roh Kudus saja yang menjadi satu dengan Tuhan. melainkan harus ditambahi 12 orang lagi. Ini namanya persatuan Tuhan atau Tuhan persatuan, bukan hanya Tritunggal, tetapi 15 tunggal. Jadi berdasarkan perselisihan ayat-ayat tersebut, yang manakah   yang benar: Tiga menjadi Tunggal ataukah 15 menjadi Tunggal. Ayat manakah yang saudara akan yakini, yang tiga menjadi tunggal ataukah yang 15 itu ?
B:
Tunggu dulu Pak, ini agak membingungkan saya.
A:
Tentu ini akan lebih membingungkan saudara kalau saya tunjukkan ayat yang lain. Silahkan periksa Yohanes pasal 17 ayat 3.
B:
Baik. Disini menyebutkan "Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau,   satu-satunya Allah yang benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau utus itu ".
A:
Diayat ini menyebutkan Tuhan adalah Esa. Dalam kamus bahasa Indonesia oleh E.St.Harahap, cetakanke II, disebutkan bahwa Esa itu berarti satu, pertama(tunggal), dan di ayat itu juga disebutkan bahwa Yesus Kristus adalah pesuruh Allah (Utusan/Rasul). Kalau demikian, manakah yang benar. Disatu ayat menyebutkan bahwa Tuhan dengan Yesus menjadi satu, dilain ayat lima belas menjadi satu dan yang lain lagi Tuhan itu tunggal, sedangkan diayat yang lain Tuhan itu Tunggal, sedangkan diayat ini pula menyebutkan bahwa Yesus pesuruh Allah bukan Tuhan. Menurut pengakuan saudara suatu Kitab Suci yang kandungan ayat-ayatnya bertentangan antara yang satu dengan yang lain tentu sulit sekali dipercaya kesuciannya, karena yang disebut suci itu bersih dari kekeliruan dan perselisihan.
B:
Masih adakah ayat yang menyebutkan demikian  ?
A:
Ayat bagaimana yang saudara maksudkan ?
B:
Ayat yang menyebutkan bahwa Tuhan itu Esa (Tunggal), bukan tiga menjadi satu.
A:
Silahkan buka di Ulangan pasal 4 ayat 35.
B:
Baik. Dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Engkau diberinya melihat untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia".
A:
Jelas di dalam Bible sendiri menerangkan bahwa Tuhan itu Esa, Tunggal.
B:
Tetapi itu terdapat didalam Kitab Perjanjian Lama. Apakah terdapat juga di Perjanjian Baru ?
A:
Saudara minta di Perjanjian Baru, baiklah. Silahkan saudara buka Markus, pasal 12 ayat 29.
B:
Baik. Dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Jawab Yesus: " Hukum yang terutama ialah: Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa."
A:
Periksa lagi di Perjanjian Lama di Ulangan, pasal 6 ayat 4.
B:
Baik disini meyebutkan: "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!".
A:
Apakah belum jelas bahwa Bible sendiri yang menjadi Kitab Sucinya orang Kristen menyebutkan seterang-terangnya bahwa Tuhan itu Tunggal, bukan tiga menjadi satu atau satu menjadi tiga. Taruh kata di Bible ada yang menyebutkan Tuhan itu tiga menjadi satu, saya ingin bertanya yang manakah diantara kedua ayat itu yang benar, Yang Tunggalkah atau yang tiga menjadi Tunggal. Jadi salah satu dari dua ayat tersebut pasti ada yang benar, karena sudah jelas dua ayat itu tidak sama. Kalau salah satu atay dua-duanya salah, maka kandungan Kitab Suci itu ada yang salah; jadi bukan Kitab Suci namanya. 
B:
Betul, salah satu pasti salah atau kedua-duanya salah.

Lembar 3
Kembali ke atas

A:
Kalau demikian apalah dapat diyakini kebenarannya sebagai Kitab Suci, kalau Kitab Suci itu mengandung kesalahan atau tidak benar isinya.
B:
Ya, yang disebut Kitab Suci itu harus bersih dari kesalahan-kesalahan, kalau tidak demikian maka batallah kesucian Kitab itu.
A:
Menurut kepercayaan saudara, apakah Yesus bersatu dengan Allah.
B:
Ya, demikian.
A:
Kalau demikian tentu Yesus adalah selalu bersama Allah dan Allah selalu bersama Yesus.
B:
Betul demikian sebagaimana tersebut dalam Yohanes pasal 10 ayat 30, yang bunyinya sebagai berikut: "Aku dan Bapa adalah satu". Demikian juga Roh Kudus sebab Roh Kudus itu menjadi satu dengan Yesus, sebagaimana tersebut dalam Injil, ialah setelah Yesus berumur 30 tahun turun Roh Kudus kepadanya dan dibabtiskan oleh pembaptis yaitu Yohanes. Jadi jelas bahwa Yesus, Roh Kudus, Tuhan adalah Tunggal.
A:
Kalau begitu silahkan buka Matius pasal 27 ayat 46.
B:
Baik, dipasal dan ayat tersebut menyebutkan: "Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku?".
A:
Berdasarkan seruan Yesus di ayat itu, jelas bahwa Yesus tidak bersatu dengan Tuhan, yakni Tuhan meniggalkan Yesus, waktu akan disalib. Mestinya kalau Tuhan menjadi satu dengan Yesus, disaat itulah saat yang tepat untuk menolong Yesus, tetapi kenyataannya Tuhan tidak bersatu dengan Yesus sehingga Yesus sendiri minta tolong.
B:
Tetapi Yesus itu hidupnya memang untuk disalib guna menebus dosa manusia.
A:
Kalau hidupnya Yesus itu memang untuk disalib, mengapa Yesus tidak bersedia dan menolak untuk disalib. Buktinya is berseru dengan suara nyaring minta tolong pada Tuhan agar ia terlepas dari disalibkan. Dengan lain kata Yesus tidak bersedia selaku penebus dosa.
B:
Betul, saya lantas tidak mengerti mengapa ayat-ayat di Bible itu ada yang simpang siur.
A:
Dari sebab itulah saudara menyembah Yesus selaku Tuhan yang tidak berkuasa menyelamatkan dirinya sendiri, malah minta tolong. Pantaskah ada Tuhan demikian. Dan saya lanjutkan bertanya apakah manusia-manusia yang menyalibka Yesus itu dilaknat ?
B:
Pasti dilaknat.
A:
Mestinya tidak dilaknat, malah Yesus harus berterimah kasih kepada mereka yang menyalibkan dia, bahkan mereka itu seharusnya mendapat ganjaran, karena menurut keterangan saudara, kehidupan Yesus itu untuk disalibkan untuk menebus dosa-dosa. Jika tidak ada manusia yang bersedia menyalibkan Yesus, maka dosa-dosa manusia tentu tidak ada yang menebusnya. Jadi manusia-manusia yang telah menyalib Yesus itu berjasa kepada Yesus dan penganut-penganut Kristen. Akan tetapi mereka yang sudah terbukti berjasa malah dilaknat. Mestinya mereka itu masuk surga dan dipuji-puji atas jasanya.
B:
Ini memang tidak masuk diakal atau sekurang-kurangnya memang sulit dimengerti; akan tetapi Roh Tuhan bersatu dengan yesus itu tidak mustahil. Sebagaimana banyak manusia yang kesurupan hantu, jin, malaikat atau makhluk-makhluk halus lainnya, sehingga tindakan-tindakan dan perbuatannya menurut kehendak mahkluk halus tersebut. Demikian juga ada yang kemasukan Roh Kudus, seperti Roh malaikat, sehingga tindakan-tindakan dan perbuatannya adalah Kudus/suci.
A:
Kalau demikian baiklah saya bikin pertanyaan; Manusia yang bersatu(kesurupan) dengan jin itu, apakah dia disebut jin.
B:
Tidak.
A:
Yesus yang bersatu(menerima) Roh Tuhan itu apakah ia disebut dengan Tuhan ?
B:
Mestinya juga tidak.
A:
Seharusnya begitu. Jadi jelas bahwa Yesus yang menerima Roh Ketuhanan tentunya bukan Tuhan. Manusia yang menerima wahyu tuhan itu bukan Tuhan melainkan adalah utusan(pesuruh) Tuhan. Sesuai dengan pengakuan Yesus sendiri sebagaimana tersebut dalam "Yohanes", pasal 17 ayat 3 yang berbunyi: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau Utus".
B:
Saya lantas tambah tidak mengerti Ketuhanan Yesus Itu.
A:
Menurut keterangn saudara tadi, bahwa manusia yang bersatu(kesurupan) dengan mahkluk halus seperti roh-roh, jin dan malaikat, maka tindakan dan perbuatannya pasti menurut kehendak atau menyerupai perbuatan mahkluk-mahkluk halus itu.
B:
Benar begitu.
A:
Kalau demikian maka Yesus yang saudara akui bersatu dengan Tuhan mestinya tindakan-tindakan dan perbuatannya penyerupai perbuatan Tuhan.
B:
Mestinya juga begitu.

Lembar 4
Kembali ke atas

A:
Akan tetapi kenyataanya tidak demikian. Tuhan tidak tidur tetapi Yesus tidur, Tuhan tidak makan tetapi Yesus makan, Tuhan tidak sakit, tetapi Yesus sakit, Tuhan tidak menyembah kepada kepada siapapun, tetapi Yesus menyembah Tuhan. Tuhan tidak mati, tetapi Yesus mati, walaupun menurut i'tikad Kristen hidup kembali tetapi Ia mati.
B:
Menurut anggapan orang Kristen salah satu yang menyebabkan Yesus bersatu dengan Tuhan, karena ia mengetahui yang gaib.
A:
Kalau begitu silahkan buka Markus pasal 13 ayat 31-32.
B:
Baik, ayat itu menyebutkan: "langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat disorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja".
A:
Jelas di Bible sendiri tertulis, Yesus sendiri mengaku tidak ada yang tahu kapan hari kiamat, melainkan hanya Tuhan sendiri. Jadi tegas Yesus sendiri tidak mengetahui waktunya hari kiamat, yang termasuk suatu yang gaib. Yang tidak tahu itu pasti bukan Tuhan.
B:
Tetapi Yesus menyebutkan dirinya diayat ini dengan kata: "Anak", yang berarti Ia anak Tuhan.
A:
Silahkan buka Matius pasal 1 ayat 16.
B:
Baik. Disitu disebutkan : "Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
A:
Jelas bahwa yang diperanakkan itu pasti bukan bukan Tuhan sebagaimana tersebut dalam ayat tersebut. Silahkan periksa lagi Keluaran pasal 4 ayat 22.
B:
Baik. Disitu disebutkan : "maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN : "Israel adalah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;".
A:
Diayat ini disebutkan bahwa Israel adalah anak Tuhan yan sulung, sedangkan Yesus tidak disebutkan anak yang ke berapa. Silahkan buka lagi Yeremia pasal 31 ayat 9.
B:
Ayat ini menyebutkan; "Akulah telah menjadi bapa Israel; dan Afraim adalah anak sulung-Ku".
A:
Jelas sekali berdasarkan Bible sendiri Anak Tuhan itu banyak, bukan Yesus saja, padahal yang dimaksudkan dengan "Anak" dalam itu ialah mereka yang dikasihi oleh Tuhan, termasuk Yesus, bukan anak yang sebenarnya.
B:
Tetapi dalam Matius, pasal 1 ayat 18, menyebutkan sebagai berikut: "Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri". Roh Kudus artinya Roh Tuhan. Oleh karenanya maka Yesus itu Anak Tuhan, sebagaimana juga di "Matius" pasal 1 ayat 20 menyebutkan: "Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf anak Daud, janganlah takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang didalam kandungannya adalah dari Roh Kudus".  
A:
Kalau begitu silahkan buka Kisah Rasul, pasal 6 ayat 5.
B:
Baik, ayat itu menyebutkan: "Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia".
A:
Jadi berdasarkan ayat Bible sendiri menunjukkan bahwa roh kudus itu bukan pada Yesus saja. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu Roh Suci, atau Roh Kesucian yang maksudnya roh yang bersih dari roh-roh kotor, bukan seperti roh setan atau hantu. Sebagaimana Nabi lainnya denganroh sucinya. Menurut Al-Qur'an, Roh Kudus (roh suci) itu berarti "Jibril", Di Bible sendiri menyebutkan bahwa para Nabi yang terdahulu adalah Kudus.
B:
Di Bible pasal berapa menyebutkan demikian.
A:
Silahkan periksa surat Petrus yang kedua pasal 3 ayat 2.
B:
Baik. Pasal dan ayat ini menyebutkan: "Supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasul kepadamu".
A:
Jelas Bible sendiri menyebutkan bahwa Roh Kudus itu bukanTuhan; dengan lain kata bahwa Yesus dalam kandungan Maria itu bukan Tuhan atau Roh Tuhan, melainkan adalah roh bersih, suci, dengan izin atau perintah Allah yang dikaruniakan kepada hamba yang dikehendakinya. Lebih jelas harap saudara periksa dalam Kisah Rasul, pasal 5 ayat 32.
B:
Ayat tersebut menyebutkan: "Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua yang mentaati Dia ".

Lembar 5
Kembali ke atas

A:
Silahkan periksa lagi dalam Lukas, pasal 1 ayat 41.
B:
Pasal ini menyebutkan bahwa: "Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang ada didalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,".
A:
Sudah jelas sekali bahwa arti Roh Kudus adalah Roh Suci yang dikaruniakan oleh Allah kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. Kalau sekiranya Roh Kudus itu diartikan dengan Allah atau Roh Allah, maka bukan Yesus saja menjadi Tuhan atau Anak Tuhan, melainkan segala orang yang taat kepada Tuhan, para Nabi dan Elisabet (istri Zakharia) pun mestinya Tuhan Juga.
B:
Yesus dianggap Tuhan oleh karena ia mempunyai Roh Ketuhanan, terbukti dengan pangkat Ketuhanannya sehingga ia dapat menghidupkan orang mati. Inilah kesamaan Allah dengan Yesus.
A:
Kalau begitu, silahkan periksa di II Raja-Raja pasal 13 ayat 21.
B:
Baik. Disini menyebutkan: "Pada suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri".
A:
Disini menyebutkan malah tulang-tulang Elisa dapat menghidupkan orang mati. Jadi bukan Yesus saja dapat menghidupkan orang mati, Yang berarti tulang-tulang Elisa adalah tulang-tulang Ketuhanan. Kalau Yesus dalam hidupnya dapat menghidupkan orang mati, akan tetapi Elisa diwaktu tak bernyawa, malah hanya dengan tulang-tulangnya, yang didalam kubur dapat menghidupkan orang mati. Kalau perbuatan Yesus dikatakan ajaib, maka Elisa lebih ajaib daripada Yesus. Jadi seharusnya Elisa pun dianggap Tuhan juga. Periksa lagi di "Raja-Raja pertama", pasal 17 ayat 22.
B:
Ya, disini meyebutkan: "TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali".
A:
Kalau secara adil, seharusnya, Elisa juga dianggap Tuhan juga.
B:
Tetapi Yesus dapat menyembuhkan orang buta sehingga bisa melihat.
A:
Kalau begitu periksa II Raja-Raja pasal 6 ayat 17.
B:
Ya, di pasal itu menyebutkan yang maksudnya bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang buta, sehingga dapat melihat.
A:
Kalau begitu, Elisa pun harus dianggap Tuhan juga, karena menyamai Yesus dan menyamai sifat Tuhan.
B:
Sekali lagi Tuhan Yesus dapat menyembuhkan penyakit lepra (penyakit kusta).
A:
Silahkan periksa Raja-Raja yang kedua, pasal 15 ayat 10, dan ayat 11.
B:
Baik. Dipasal dan ayat itu menyebutkan yang maksudnya bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang sakit kusta bernama Naaman.
A:
Jadi Elisa pun dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta, malah dapat menghidupkan orang mati. Mengapa tidak diangkat juga menjadi Tuhan.
B:
Akan tetapi pasal kejadian Yesus tanpa percampuran laki-laki dengan isterinya. Inilah kelebihan roh-Nya. Yesus daripada rohnya Elisa.
A:
Asal kejadian Nab Adam tanpa bapak dan ibu. Mengapa Adam tidak dianggap Tuhan. Juga Hawa asal kejadiannya tanpa Ibu, ia pun bisa dianggap juga Tuhan wanita.
B:
Tetapi Adam dan Hawa kedua-duanya berdosa.
A:
Kalau begitu Yesus pun berdosa, karena Yesus keturunan Maria, sedang Maria keturunan Adam dan Hawa. Yesus sendiri pernah dibawa oleh Iblis kepuncak gunung. Pantaskah Tuhan dibawa oleh Iblis ?.
B:
Dimana cerita itu disebutkan ?
A:
Di Bible. Silahkan saudara periksa Lukas pasal 4 ayat 5
B:
Baik. Disitu menyebutkan: "Kemudian ia(Iblis) membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia".
A:
Nah, suatu kejadian aneh, Tuhan dibawa Iblis yang berarti ia tunduk kepada kemauan Iblis.
B:
Walaupun demikian Yesus tetapi suci bersih dari kesalahan dan dosa.
A:
Para Nabi lainnya pun suci daripada dosa. Akan tetapi mereka tidak menganggap dirinya selaku Tuhan, malah Yesus sendiri pun tidak mengaku Tuhan, sedangkan pengikut-pengikutnya mempertuhankan Dia.
B:
Tidak demikian, Nabi-nabi berbuat dosa tetapi Yesus tidak.
A:
Nabi-nabi yang berbuat dosa atau kesalahan itu telah bertobat, lalu diberi ampun oleh Tuhan, sebagaimana juga Yesus pernah minta ampun dan diberi ampun oleh Tuhan. Mereka para Nabi diberi ampun, artinya dosanya telah habis karenanya, lalu mereka disebut bersih dari dosa dan kesahan-kesalahan.

Lembar 6
Kembali ke atas

B:
Dimanakah menyebutkan bahwa Yesus merasa Ia minta ampun kepada Tuhan.
A:
Silahkan saudara periksa sendiri di Matius, pasal 6 ayat 12.


1


MALAM KETIGA
Lembar 1,2,3,4,5,6.
Lembar 1
A:
Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini.
B:
Memang demikian, karena kedatangan kami kemari khususnya untuk melanjutkan pertemuan kita kemarin malam.
A:
Kalau tidak khilaf, pembicaraan kita masih berkisar dalam soal ketuhanan Yesus dalam Bibel.
B:
Betul begitu. Kemarin malam saya mengharapkan agar bapak menunjukkan ayat-ayat dalam Kitab Injil; apakah Yesus itu Tuhan atau bukan.
A:
Kemarin malam, telah saya tunjukkan. Agar berurutan sebaiknya kita ulangi lagi ayat-ayat lnjil tersebut, lalu akan saya tunjukkan lagi ayat-ayatnya yang lain; setujukah saudara pendapat saya ini.
B:
Memang sebaiknya begitu, agar berurutan dan bertambah jelas baiklah diulangi lagi.
A:
Silahkan buka "Matius", pasal 1 ayat 16.
B:
Baik dalam pasal dan ayat tersebut menyebutkan: "Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus".
A:
Di sini jelas, ayat ini menyebutkan sendiri, bahwa Yesus diperanakkan oleh Maria. Jadi Yesus adalah anak manusia, bukan anak Tuhan, sebagaimana telah saya terangkan dalam pertemuan pertama.
B:
Ya, pada pertemuan pertama bapak telah terangkan dan saya telah mengerti. Menurut pendapat bapak, apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan kata: "Yesus dan Kristus".
A:
Apakah saudara belum mengetahui arti dari pada: "dua buah kata" tersebut.
B:
Saya mengerti. Tetapi hanya untuk mencocokkan saja dengan penafsiran bapak.
A:
Baik, Yesus adalah bahasa Yunani, yang berarti: "melepaskan", melepaskan manusia dari pada dosa.
B:
Dari manakah adanya keterangan bahwa Yesus itu berarti melepaskan dosa.
A:
Sebetulnya susunan pertanyaan itu timbul dari saya. Tetapi saya mengerti mungkin saudara akan menguji saya tentang Injil, walaupun begitu saya penuhi juga pengharapan saudara. "Silahkan periksa di Matius, pasal 1 ayat 21.
B:
Di pasal dan ayat ini menyebutkan:
"Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

A:
Itulah ayatnya. Arti Kristus ialah "Almasih", "Sang Sabda", "Adil", "Ratu Salem", dan ada beberapa lagi artinya yang lain: kata Almasih dalam Injil bahasa Inggris disebut : "Christ the Lord", di dalam Injil bahasa Arab disebut: A1 Masih Ar-Robb". Kata: "Lord dan Robb", artinya tuanku, padaku tuan, dan ada juga dengan arti Tuhan, dan lain-lain lagi. Akan tetapi karena Yesus sendiri mengaku bahwa ia bukan Tuhan melainkan utusannya sebagaimana tersebut dalam Kitab Injil Yohanes pasal 17 ayat 23, dan ia diperanakkan oleh manusia, sebagaimana tersebut dalam Injil Matius, pasal 1 ayat 16 dan 21, malah ia sendiri yang berkata dan mengakui bahwa Tuhan itu Esa (Tunggal), sebagaimana disebutkan dalam Injil Markus, pasal 12 ayat 29 dan di ayat-ayat Injil yang lain-lain, maka berdasarkan pengakuan Yesus itu, jelas Yesus itu bukan Tuhan dan bukan anak Tuhan.
B:
Benar yang bapak maksudkan itu.
A:
Selanjutnya harap periksa lagi di Markus, pasal 12:29.
B:
Di sini menyebutkan:
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. "

A:
Jelas bahwa Tuhan itu Esa, artinya satu, "Tunggal", jadi Yesus bukan Tuhan sebagaimana telah saya terangkan.
B:
Ya, sudah bapak terangkan kemarin malam.
A:
Periksa lagi Ulangan pasal 4, ayat 35
B:
Disini menyebutkan:
Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.

A:
Kitab Injil saudara sendiri yang menyebutkan dan Yesus sendiri yang menyampaikan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah yang Esa. Jadi tegas sekali Yesus sendiri tidak mengaku menjadi Tuhan. Ini pun telah saya terangkan pada pertemuan kita kemarin malam.

Lembar 2
Kembali ke atas

B:
Ya, saya sudah mengerti dan menerimanya.
A:
Periksa lagi di Ulangan pasal 6 ayat 4.
B:
Di Ulangan, pasal dan ayat tersebut menyebutkan demikian.
"Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! ".
A:
Jelas di dalam Bibel sendiri menyebutkan Allah itu Esa, Tunggal. Yesus telah mengakui sendiri bahwa dia bukan Tuhan. Bagaimana pendapat saudara. Kaum Kristen mengatakan Yesus itu Tuhan, sedangkan Yesus sendiri menolak dirinya disebut Tuhan.
B:
Ya, saya tidak mengerti dan tambah bingung.
A:
Biarlah tidak apa-apa. Marilah kita teruskan lagi. Periksa di Matius, pasal 27 ayat 1.
B:
Baik, disini menyebutkan:
"Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. "

A:
Kalau betul Yesus itu Tuhan, mustahil ada manusia merencanakan untuk membunuh Dia. Silahkan buka lagi di Matius, pasal 26 ayat 38.
B:
Di ayat ini ada menyebutkan.
lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."

A:
Dia menyebutkan bahwa Yesus amat sangat berduka cita, Pantaskah ada Tuhan berduka cita. Ini menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan.
A:
Periksa lagi di Lukas; pasal 2 ayat 11.
B:
Baik, di ayat ini menyebutkan:
"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. "
A:
Wajarkah Tuhan dilahirkan oleh manusia (Maria). Terus periksa di Yohanes, pasal 5 ayat 30.
B:
Baik, disini menyebutkan:
"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. "

A:
Ayat itu Yesus sendiri yang berkata bahwa ia tidak berkuasa berbuat sekehendaknya. Wajarkah Tuhan tidakberkuasa berbuat sekehendaknya. Di ayat itu pun Yesus mengaku sendiri bahwa kehendaknya itu menurut kehendak Tuhan yang mengutus dia. Kalau Yesus betul Tuhan, tentu tidak dapat diperintah oleh siapa pun. Di ayat ini juga Yesus mengaku, bahwa dia bukan Tuhan melainkan diutus oleh Tuhan. Yang diutus itu tentu bukan Tuhan.
B:
Kalau berdasarkan ayat tersebut, memang benar keterangan bapak.
A:
Kalau begitu jelas bahwa:
1. Yesus datang ke dunia ini bukan kemauannya sendiri, tetapi dia utusan Tuhan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Tuhan telah mengutus Nabi-Nabi dan Rasul-rasul yang lain.
2. Yesus menghidupkan orang mati bukan mau-Nya sendiri melainkan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Ilyas dapat menghidupkan orang mati.
3. Yesus dapat menyembuhkan penyakit kusta (lepra), bukan kehendaknya sendiri, melainkan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga llyas dapat menyembuhkanpenyakit lepra.
Keterangan saya ini berdasarkan pengakuan Yesus sendiri di ayat tadi bahwa; "tidak Aku coba mauKu sendiri, melainkan maunya Bapa yang sudah mengutus Aku".
Apakah sa udara memerlukan lagi ayat-ayat Bibel yang menerangkan pengakuan Yesus sendiri bahwa la bukan Tuhan.
B:
Buat saya masih memerlukan lagi, bukankah telah saya sampaikan kepada, bapak, bahwa saya ingin mencari kepuasan meneliti ajaran-ajaran agama, terutama dalam hal Ketuhanan yang hakiki. Tetapi saya ingin bertanya, dan maaf sebelumnya, bagaimanakah bapak bisa hafal di luar kepala tentang ayat-ayat Bibel, dan keistimewaan bapak ini saya merasa kagum.
A:
Itu adalah petunjuk Tuhan. Alhamdulillah saya memang mempelajari bermacam agama, akhirnya saya bertambah yakin akan kebenaran agama Islam. Kalau saudara merasa kagum kepada saya, maka saya pun lebih merasa kagum lagi kepada saudara selaku pemeluk agama Kristen berhasrat meneliti ajaran-ajaran agamanya. Juga dengan bantuan bapak Markan ini. Baiklah kita lanjutkan, silahkan periksa lagi di Ulangan, pasal 4 ayat 39.
B:
Baik, dipasal dan Ayat ini disebutkan sebagai berikut:
"Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. "

Lembar 3
Kembali ke atas

A:
Tegas sekali, di Bibel sendiri yang menyebutkan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Jadi Yesus pun bukan Tuhan. Ayat ini tentu tidak dapat diputar-putar lagi. Kalau ada penganut agama Kristen mengakui Yesus itu Tuhan, maka pengakuannya bertentangan dengan kitab sucinya sendiri, dan bertentangan pula dengan ajaran Yesus.
B:
Tetapi dalam Injil Yohanes pasal 10, ayat 38 ada menyebutkan :
"tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."
Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus di dalam Tuhan, dan Tuhan di dalam Yesus, maksudnya Tuhan dan Yesus itu satu adanya atau singkatnya bahwa Yesus pun Tuhan. Juga di dalam "Yohanes" pasal 14 ayat 11 ada menyebutkan: "Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku"
Ayat ini pun menunjukkan bahwa Yesus dan Tuhan adalah satu. Jadi Yesus pun Tuhan.
A:
Kalau saudara berpegang dengan ayat tersebut, bahwa Yesus itu Tuhan, maka saudara harus mengakui juga bahwa Tuhan itu Yesus, dan Yesus itu Tuhan.
B:
Tidak demikian, tetapi Yesus dan Tuhan itu satu.
A:
Kalau begitu, saya ingin bertanya : "Di ayat itu ada dua rangkaian kata ialah "Yesus dan Tuhan". Siapakah yang lebih berkuasa di antara keduanya Bapakah atau Yesus.
B:
Tentu Tuhan Bapa.
A:
Kalau masih ada yang lebih kuasa dari Yesus, maka Yesus tentu bukan Tuhan, lebih jelas periksa di Injil Yohanes pasal 14 ayat 28.
B:
Baik, di ayat ini. ada menyebutkan:
"Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku."

A:
Di ayat ini Yesus sendiri mengatakan: "Bapaku itu lebih besar dari pada Aku", ini menunjukkan bahwa, kalau Yesus itu Tuhan, maka Dia adalah Tuhan yang tidak sempurna, oleh karena masih ada yang melebihi tingkatnya. Yang tidak sempuma itu tentu bukan Tuhan. Harap saudara periksa lagi di Injil Yohanes pasal 12, ayat 45.
B:
Baik, di pasal dan ayat tersebut menyebutkan sebagai berikut:
"dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku."

A:
Pantaskah Tuhan diutus. Kalau Yesus itu Tuhan, mengapa ada Tuhan yang di utus. Maksud ayat tersebut siapa yang melihat Yesus, seolah-olah ia melihat Tuhan yang mengutus Yesus. Jadi perkataan Yesus di atas menunjukkan bahwa ia bukan Tuhan, melainkan utusan Tuhan.
B:
Saya belum meneliti maksud ayat di Yohanes pasal 10 ayat 30 dan pasal 14 ayat 11 yang menyebutkan bahwa "Bapa dalam aku dan aku dalam Bapa", seperti yang telah saya bacakan tadi. Akan tetapi dalam ayat ini saya berpendapat ada dua macam penafsiran:
1. Yesus adalah Tuhan.
2. Berdasarkan Injil "Yohanes", pasal 12 ayat 45 yang kita baca itu menyebutkan, Yesus itu adalah utusan Tuhan. Utusan disini maksudnya selaku Tuhan ia menyampaikan sendiri ajarannya kepada manusia.
A:
Ayat itu bukan berarti mempunyai dua macam penafsiran, tetapi di antara dua ayat tersebut yakni di Yohanes pasal 10 ayat 30, dan pasal 14 ayat 11, dan Yohanes pasal 12 ayat 45 itu adalah bertentangan. Di satu ayat ditafsirkan Yesus itu Tuhan, dan di ayat lain disebutkan bahwaYesus itu utusan Tuhan. Jadi di dalam Injil sendiri ayat-ayatnya antara yang satu dengan ayat yang lain saling bertentangan. Kita perlu ingat kembali pada pembicaraan kita semula, kalau ada kitab suci yang isinya berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain, maka apakah kitab suci itu masih dipertahankan kesuciannya?
B:
Betul, kita telah bicarakan hal itu pada pertermuan yang lalu.
A:
Andaikan saudara masih juga mau mempertahankan ketuhanan Yesus dengan berdasarkan ayat Bibel yang menyebutkan: "Yesus dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus", sebagaimana tersebut dalam Yohanes pasal 10 , ayat 38, dan pasal 14 ayat 11 itu, maka saudarapun akan dijawab oleh kitab Injil saudara sendiri, bahwa penafsiran saudara itu tidak benar.
B:
Dimanakah menyebutkan demikian?
A:
Silahkan saudara periksa di Yohanes, pasal 17 ayat 21.
B:
Di pasal dan ayat ini menyebutkan:
"supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."

A:
Jelas di ayat ini kalau Yesus sendiri berkata, bahwa Yesus dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus dan muridnya pun ada dalam Bapa. Kalau begitu harus saudara akui bahwa murid-murid Yesus pun Tuhan juga.

Lembar 4
Kembali ke atas

B:
Kalau begitu bagaimana arti yang sebenarnya ayat itu menurut bapak.
A:
Kalimat, "Bapa dalam saya", dan muridnya jadi satu dengan kita (Allah dan Yesus) di ayat tersebut maksudnya, supaya Yesus senantiasa tidak melupakan Allah (Bapa) demikian juga muridnya tidak melupakan Yesus dan Allah (Bapa). Dan di akhir ayat tersebut Yesus berkata "biar dunia percaya yang Bapa mengutus saya". Rangkaian kata-kata ini tegas sekali Yesus mengakui bahwa ia bukan anakAllah, melainkan utusannya. Dan teruskan saudara baca di Yohanes pasal 17 ayat 23.
B:
Baik, ayat tersebut menyebutkan:
"Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. "

A:
Apakah susunan ayat tersebut belum jelas bahwa Yesus sendiri yang berkata dan mengaku bahwa ia bukan Tuhan, melainkan utusan Tuhan. Apakah saudara masih belum puas tentang ayat-ayat Injil yang nenunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan, karena saya anggap telah cukup banyak tunjukkan kepada saudara.
B:
Sebagaimana telah saya sampaikan kepada bapak, saya ingin kepuasan. Sebetulnya keterangan-keterangan bapak telah memuaskan saya, namun demikian kalau masih ada ayat-ayatnya lagi harap bapak tunjukkan.
A:
Baik saya penuhi pengharapan saudara, silahkan saudara periksa di Kitab II Samuel pasal 7 ayat 22.
B:
Pasal dan ayat tersebut menyebutkan sebagai berikut:
"Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami."

A:
Di ayat ini jelas bahwa Yesus sendiri menghadapkan kata-katanya kepada Allah, bahwa tiada yang dapat disamakan dengan Allah. Jadi Yesus sendiri mengakui bahwa dirinya tidak sama dengan Tuhan, dengan lain kata ia bukan Tuhan. Dan ditengah-tengah ayat itu Yesus sendiri berkata: "tiada Allah melainkan Engkau". Jadi Yesus termasuk yang lain, yakni is bukan TuhanAllah. Rangkaian ayat tersebut, Yesus sendiri yang berkata bahwa, "tiada Tuhan melainkan Allah" mengapa kaum Kristen mengangkat Yesus selaku Tuhan. Silahkan periksa lagi Injil Yohanes pasal 17 ayat 8.
B:
Baik, ayat tersebut adalah sebagai berikut:
"Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."

A:
Di ayat ini Yesus sendiri berkata bahwa ia menerima firman dari Allah. Kalau Yesus Tuhan, tentunya tidak membutuhkan firman dari siapa pun juga. Di akhir ayat itu juga Yesus sendiri berkata bahwa "Engkaulah yang telah mengutus Aku". Jadi Yesus itu bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan, sebagaimana Nabi-Nabi dan utusan-utusan Allah yang lain-lain juga. Teruskan saudara periksa Injil Matius pasal 26 ayat 2.
B:
Baik, disini menyebutkan:
"Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."

A:
Yang dimaksud dengan anak manusia di ayat itu ialah Yesus sendiri. Jadi jelas Yesus mengakui bahwa ia bukan anak Tuhan, melainkan anak manusia. Lanjutkan periksa Injil Matius pasal 5 ayat 45.
B:
Baik, ayat ini menyebutkan:
"Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, ..."
A:
Cukup sampai disitu. Di ayat ini saudara saksikan sendiri bahwa Yesus sendiri yang berkata kepada murid-muridnya, supaya kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga; yakni apabila murid-muridnya taat atas perintah-perintah Tuhan, menurut Yesus mereka Menjadi anak Tuhan juga. Berdasarkan ayat Bibel tersebut tentunya anakTuhan akan menjadi banyak jumlahnya, bukan Yesus saja.
B:
Tetapi di Injil Yohanes pasal 1 ayat 34 menyebutkan:
"Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah."
juga di Injil Matius pasal 3 ayat 17 menyebutkan:
"lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Injil Lukas pasal 1 ayat 32 juga menyebutkan:
"Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, "

Di Ibrani , pasal 4 ayat 14 menyebutkan:
"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita."

Lembar 5
Kembali ke atas

A:
Saya mengerti, bahwa ayat-ayat Bibel yang menyebutkan Yesus Anak Allah sebagaimana tersebut di:
"Matius": Pasal 3 ayat 17, pasal 4 ayat 3, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63 dan pasal 16 ayat 17.
"Yohanes": Pasal 3 ayat 16, pasal 1 ayat 34 dan ayat 40, pasal 17 ayat 1,pasal 19 ayat 7, pasal 16 ayat 27 dan ayat 30, pasal 15 ayat 23, dan beberapa ayat lainnya di Yohanes.
"Roma": Pasal 1 ayat 9, pasal 5 ayat 10, pasal 8 ayat 3, pasal 29 ayat 32.
"Galatia": Pasal 1 ayat 16, pasal 4 ayat 4 dan 6.
"Lukas": Pasal 1 ayat 32 dan 35, pasal 3 ayat 22, pasal 4 ayat 3 dan 9, pasal 4 ayat 34 dan 41.
"Ibrani": Pasal 1 ayat 2,5 dan 8, pasal 3 ayat 6, pasal 4 ayat 14, pasal 5 ayat 5 dan 8.
"Matius": Pasal 2 ayat 15, pasal 3 ayat 17, pasal4 ayat 3 dan ayat 6, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63, pasal 16 ayat 17.
"Korintus": Pasal 1 ayat 9.

Dan masih ada beberapa ayat lain di Kitab Injil yang menyebutkan Yesus itu anak Allah, tetapi maksudnya bukan Anak Allah yang sebenamya, karena Yesus sendiri mengaku di kitab Injil bahwa ia adalah utusan Allah, bukan anak Allah. Dan ia sendiri berkata: "anak manusia" bukan anak Tuhan. Jadi jumlah ayat-ayat di kitab Injil bahwa ia adalah utusan Allah, bukan Allah. Dan ia sendiri berkata: "anak manusia" bukan anak Tuhan. Jadi jumlah ayat-ayat di kitab Injil yang menyebutkan Yesus itu anak Allah tidak menjamin kebenarannya bahwa ia anak Allah betulbetul, sebagaimana kita sering mendengar ucapan-ucapan, "anak kapal", "anak sekolah", tidak berarti bahwa kapal dan sekolah itu beranak, melainkan mempunyai arti bahwa orang itu selalu terikat oleh peraturan-peraturan kapal dan pelajaran-pelajaran di sekolah. Periksa lagi Yohanes pasal 5 ayat 30.
B:
Ayat tersebut demikian bunyinya:
"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
"
A:
Di sini jelas sekiranya Yesus itu Tuhan, tentu dapat berbuat sekehendaknya sendiri. Tetapi di Bibel sendiri menyebutkan bahwa perbuatan Yesus itu adalah kehendak Tuhan. Dan-sekiranya Yesus itu Tuhan, tentunya tidak ada yang mengutus. Mustahil Tuhan menjadi utusan Tuhan, atau dengan lain kata "Utusan Tuhan itu adalah Tuhan", bisakah terjadi demikian.
B:
Sudah jelas dan terima kasih.
A:
Silahkan periksa lagi di Yohanes pasal 3 ayat 13.
B:
Baik di sini menyebutkan:
"Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia."

A:
jelas di Bibel sendiri menyebutkan bahwa Yesus sendiri adalah anak manusia bukan anak Tuhan.
B:
Betul berdasarkan ayat tersebut Yesus adalah anak manusia.
A:
Periksa lagi di Matius pasal 27 ayat 30.
B:
Baik, di sini menyebutkan:
"Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya."
A:
Kalau Yesus itu betul Tuhan, bagaimana Tuhan bisa diludahi dan diperolok-olokkan. Mengapa ada Tuhan yang begitu lemah. Sesuai dengan pengharapan saudara supaya puas dengan soal Ketuhanan Yesus menurut Bibel dan perkataan Yesus sendiri ada menyebutkan Ia bukan Tuhan, sekah lagi periksa di Matius pasal 21 ayat 18 dan 19.
B:
Baik, di sini disebutkan:
"Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.  Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu."

A:
Kalau Yesus itu Tuhan tentu ia tidak akan mengutuk pohon itu supaya tidak berbuah melainkan ia akan menciptakan buah pada pohon itu dengan kekuasaannya selaku Tuhan. Akan tetapi pohon yang tidak berbuat kesalahan apa-apa kepada Yesus dan pohon yang tidak tahu apa-apa itu malah dikutuk olehYesus. Wajarkah Tuban mengutuk mahluk yang tidak bersalah. Padahal kalau betul Yesus itu Tuhan tentu ia berkuasa menciptakan pohon itu supaya mengeluarkan buahnya seketika itu juga, tidak lalu mengutuknya.

Lembar 6
Kembali ke atas

B:
Bapak hafal betul tentang ayat-ayat di kitab Injil, jadi sudah jelas berdasarkan ayat-ayat Injil yang bapak sebutkan dan dikuatkan lagi dengan beberapa ayat lainnya; nyatalah bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan.
A:
Persoalan Yesus anak Tuhan itu telah kita bicarakan bahwa pada pertemuan pertama, dan sudah dibereskan oleh Injil sendiri yang menyebutkan bahwa selain Yesus masih banyak lagi beberapa manusia yang harus diakui Anak Tuhan, dan seharusnya mereka itu diakui juga oleh golongan Kristen, menjabat anak Tuhan, bukan Yesus saja, karena berdasarkan Kitab Injil sendiri anak Tuhan itu banyak.
B:
Ya, betul kita telah bicarakan tentang itu.
A:
Supaya lebih jelas, baiklah saya ulangi, di Injil menyebutkan bahwa:
1. Daud anak Allah yang sulung (Mazmur pasal 89 ayat 28).
2 Yakub (Israil) adalah anak Allah yang sulung (Keluaran, pasal 4 ayat 22 dan 23).
3. Afraim adalah anak Allah yang sulung (Yeremia pasal 31 ayat 9).
Jadi Daud anak Allah yang sulung, Yakub anak Allah yang sulung dan Afraim juga anak Allah yang sulung Ketiga-tiganya atau kesemuanya adalah sulung. Yang manakah yang betul-betul sulung. Apakah ayat-ayat ini benar semuanya, ataukah salah semuanya. Karena itu saya jelaskan bahwa "Anak Allah" yang tersebut dalam Bibel itu, tidak berarti anak Allah yang sebenarnya melainkan maksudnya ialah kekasih Allah, atau mereka yang taat kepada perintah-perintah Tuhan.
B:
Saya sudah mengerti, terima kasih.
A:
Tetapi saudara mungkin belum mengerti betul tentang arti "anak dan Bapa" dalam bahasa Ibrani, atau susunan bahasa yang terpakai dalam Bibel.
B:
Kalau begitu bagaimanakah arti yang sebenarnya.
A:
Dalam bahasa Ibrani kata "Bapa" itu dipakai buat Tuhan, sedangkan kata "anak" dipakai buat mereka yang dihormati, seperti para Nabi, para Rasul.
B:
Dasar apakah yang dipergunakan oleh bapak tentang keterangan itu.
A:
Saya sudah sebutkan pada pertemuan yang pertama, ialah tersebut dalam Matius.
B:
Saya tidak ingat, di pasal dan ayat berapa.
A:
Silahkan buka di Matius, pasal 5 ayat 9.
B:
Baik, di sini disebutkan:
"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."
A:
Jelas, siapa saja mendamaikan manusia akan disebut atau akan menjabat "Anak Allah", kalau begitu anak Allah itu ratusan, ribuan, malah mungkin jutaan orang, jadi bukan Jesus saja.
B:
Apakah tidak sebaiknya kita lanjutkan besok malam saja, karena sudah larut malam.
A:
Terserah saudara, tetapi baiklah besok malam saja kita lanjutkan.


MALAM KE EMPAT
YESUS PENEBUS DOSA
Lembar 1,2,3.
Lembar 1


A:
Betulkah kepercayaan Kristen bahwa datangnya Yesus adalah untuk menebus dosa.
B:
Memang demikian.
A:
Dimanakah menyebutkan.
B:
Dalam kitab Kisah  Para Rasul, pasal 5 ayat 31.
A:
Tolong bacakan.
B:
Baik disini menyebutkan :
Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.

A:
Susunan kata ini diucapkan oleh Petrus, bukan perkataan Yesus dan bukan wahyu dari Tuhan.
B:
Tetapi dalam Injil Lukas pasal 2 ayat 10 dan 11 juga ada menyebutkan
A:
Bacakanlah.
B:
Di sini menyebutkan:
Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:  Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.

A:
Malaikat itu berkata kepada siapa menurut ayat itu.
B:
Di Lukas, pasal 2 ayat 8 dan 9 menyebutkan bahwa Malaikat berkata kepada orang gembala yang tinggal di padang, menjaga binatangnya pada waktu malam.
A:
Tidak ada keterangan bahwa yang berkata itu malaikat, dan tidak ada pernyataan dari orang gembala sendiri mengenai peristiwa tersebut.
B:
Buat saya tidak perlu memeriksa lebih mendalam lagi, karena di Injil menyebutkan Yesus adalah Juru selamat dan penebus dosa, itu sudah cukup.
A:
Baik, kalau saudara tidak perlu memeriksa kembali ayat tersebut tidak apa, saya ikuti kemauan saudara, namun saya ingin memberitahukan kepada saudara, bahwa dalam kitab Kisah Para Rasul, pasal 5 ayat 31 yang saudara baca tadi ada menyebutkan bahwa Yesus, hanya penebus dosa bagi Bani Israil saja, bukan untuk semua manusia.
Dan saudara sendiri selaku penganut agama Kristen tentunya tidak tertebus dosanya oleh Yesus, oleh karena saudara bukan keturunan Bani Israil. Demikianlah kalau saudara betul-betul berpegang pada Kitab Suci saudara, yang telah saudara baca sendiri.
B:
Di waktu itu mungkin hanya bani Israil saja yang ada. Karena itulah Yesus berkata begitu, tetapi pada hakekatnya untuk semua manusia.
A:
Kalau benar sanggahan saudara, silahkan saudara buka di Matius, pasal 1 ayat 21.
B:
Baik, di Matius pasal 1 ayat 21 menyebutkan:
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
A:
Apakah belum jelas, Bibel sendiri yang menerangkan bahwa ke datanganya Yesus hanya untuk melepaskan dosa kaumnya saja bukan untuk semua manusia, sebagaimana kita telah dibicarakan.
B:
Akan tetapi dapat juga saya artikan: "kaum" itu dengan "bangsa", ialah bangsa manusia. Jadi yang dimaksudkan ialah untuk semua bangsa.
A:
Dengan dasar apakah saudara memberi arti begitu. Di Bibel sendiri nyata-nyata menyebutkan dengan kata: "kaumnya". Taruh kata saudara alihkan kata: "kaum" dengan arti "bangsa", maka yang demikian itu pun tidak dapat diartikan lain, kecuali hanya bangsanya Yesus sendiri saja, ialah bangsa Ibrani (Israil).
B:
Saya masih belum yakin keterangan bapak selama di Bibel sendiri tidak menyebutkan dengan tegas, bahwa kedatangan Yesus untu bani "Israil" saja.
A:
Sekiranya di Bibel ada menyebutkan, betulkah saudara akan menjadi yakin, bahwa kedatangan Yesus itu bukan untuk semua bangsa.
B:
Ya, saya yakin, dan demikianlah pendapat saya.
A:
Apakah saudara sudah periksa di Bibel.
B:
Saya sudah periksa, tetapi saya tidak hafal ayat-ayat Bibel yang ratusan malah mungkin ribuan ayat itu.
A:
Kalau begitu, silahkan periksa Injil Matius, pasal 15 ayat 24.
B:
Baik, disini menyebutkan:
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Lembar 2
Kembali ke atas

A:
Bukankah ayat ini sudah jelas, dan tidak bisa diputar-putar lagi, Yesus sendiri mengakui, bahwa ia diutus untuk Bani Israil saja, bukan untuk semua manusia atau lain.
Jadi kalau penganut Yesus (umat Kristen) yang bukan golongan bani Israil, tentunya tidak termasuk umatnya Yesus, dan dosanya tidak bisa ditebus/tertebus, karena Yesus hanya menjadi juru Selamat untuk bani Israil saja, sedangkan saudara sendiri pun bukan dari golongan bani Israil.
B:
Ya, kalau demikian bagi saya agak repot. Entah bagaimanakah ini semestinya.
A:
Nah, kalau begitu orang bisa berpendapat, apakah faedahnya orang-orang Kristen menyebarkan agamanya kepada manusia yang bukan bani Israil. Sedangkan Yesus sendiri tidak berbuat demikian. Apakah cara yang demikian tidak bisa dinamakan melangkahi ajaran Yesus.
Dan di Injil "Matius" yang saudara baca baru-baru ini ada menyebutkan juga susunan kata Yesus sendiri "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel". Jelas disini Yesus sendiri mengakui disuruh. Kalau Yesus itu dikatakan Tuhan, maka saya ingin bertanya, pantaskah Tuhan itu jadi pesuruh. Jadi Yesus itu bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan sesuai dengan pengakuan Yesus sendiri, yang menyebutkan dalam Kitab Injil saudara sendiri.
B:
Betul begitu. Akan tetapi maaf terlebih dulu apakah misalnya tidak mungkin ayat itu ada salah cetak. Ini hanya kira-kiraan saya sendiri saja, tetapi sekali lagi saya minta maaf.
A:
Tidak apa saudara bersikap ragu-ragu, tetapi untuk menghilangkan keragu-raguan baiklah kita periksa kitab yang berbahasa Belanda ini yang kebetulan saudara bawa. Kitab ini berjudul: "Bijbellezingen voor het Huizgezin". Setujukah saudara.
B:
Baiklah, dan memang demikian maksud kami sebelumnya, agar dapat kita periksa bersama-sama, apakah ayat. Bibel yang berbahasa Indonesia, ada bersamaan maksudnya dengan yang berbahasa Belanda.
A:
Silahkan saudara periksa di bab: "De onderdanen van het koningrijk", halaman 834, ayat 12, Apakah sudah diketemukan ayatnya.
B:
Sudah ini dia.
A:
Nah, marilah kita periksa.
Di ayat ini menyebutkan:
Toen de vrouw van Kanaan tot Christus kwan, Hem smekende haar dochter to genezen, wat zei Hijtoen? Maar Hij antwoordende, zeide: "Ikben niet gezonder dan tot de verloren schapen van huis Israel".
Kalau kita salin ke dalam bahasa Indonesia:
"Ketika seorang perempuan dari Kanaan datang di hadapan Kristus mengemis-ngemis padanya supaya mengobati (menyembuhkan) anaknya, lalu apakah katanya?". "Maka jawab Yesus, katanya: Tiadalah aku disuruhkan yang lain, hanya kepada segala domba yang sesat dari antara bani Israil".
Nah, kalau demikian bagaimanakah pendirian saudara.

B:
Yah, terus terang saja, tampaknya pendirian saya sudah mulai condong kepada keterangan-keterangan bapak.
A:
Alhamdulillah, saya bersyukur, karena saudara sudah tambah bimbang dalam keyakinan saudara. Pada pertemuan yang lalu, kita sudah membaca susunan ayat di Injil Matius, pasal 26 ayat 1 dan 2.
B:
Betul, saya ingat, saya akan menjelaskan ayat tersebut.
A:
Baik, kalau saudara masih merasa perlu memberikan penjelasan.
B:
Saya akan bacakan lagi bunyi ayat tersebut.
A:
Baik, pada pertemuan yang lalu telah saya terangkan. Mungkin saudara masih perlu membantah (membantah keterangan saya tersebut). Silahkan saudara membacanya.
B:
Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut:
Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."

Jadi kedatangan Yesus memang untuk disalib. Berdasarkan ayat ini.
A:
Mengapa Yesus berteriak minta tolong kepada Tuhan di waktu akan disalib, kalau memang benar kedatangan Yesus untuk disalib.Mestinya dia bersedia untuk disalib. Seruan Yesus minta-minta tolong itu, sebagaimana saya telah sebutkan pada pertemuan kita yang pertama, ialah di Matius, pasal 27 ayat 46: yang bunyinya sebagai berikut: Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Lembar 3
Kembali ke atas

B:
Di ayat yang dibacakan tadi menunjukkan badan Ketuhanan Yesus sudah mengetahui lebih dahulu bahwa badan kemanusiaannya akan disalib. Jadi yang berteriak itu bukan anak Tuhan, melainkan badan kemanusiaannya Yesus, oleh karenanya itu ia menyerah untuk disalib.
A:
Kalau begitu, di waktu Yesus disalib ada dimanakah badan Ketuhanannya Yesus itu. Kalau saudara menjawab berpisah, maka hal itu menunjukkan bahwa tidak selamanya Yesus menjadi satu dengan Tuhan. Tetapi kalau saudara jawab tetap di situ, mengapa badan Ketuhanannya tidak dapat menolong Yesus, sehingga ia berteriak-teriak minta tolong.
B:
Saya tidak mengerti bagaimana soal ini sebenarnya.
A:
Bukan itu saja, malah kita masih bisa meneruskan lagi di Matius, pasal 26, ayat 38 yang menyebutkan:
lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."

Mengapa badan Ketuhanan Yesus tidak berkuasa menghilangkan duka cita yang dirasakan olehnya. Malah ia berkata kepada muridnya minta berjaga bersama dia. Pantaskah Tuhan minta-minta kepada manusia.
B:
Kalau saya berpegang kepada ayat Injil tersebut, bahwa kedatangan Yesus untuk bani Israil saja, maka apakah salahnya kalau kita mengajak manusia diluar bani Israil supaya percaya kepada Yesus.
A:
Kalau saudara konsekwen berpegang pada ayat Injil itu mestinya tidak demikian pendapat saudara. Kalau saudara telah menyimpang dari langkah Yesus oleh karena Yesus sendiri mengatakan bahwa kedatangannya hanya untuk menebus dosa bani Israil semata-mata, bukan manusia lainya.
B:
Taruh kata kedatangan Yesus itu hanya untuk bani Israil saja, dan andaikata ada orang dari luar bani Israil yang masuk Kristen, maka hal tersebut tidak berarti ayat Injil dan ajaran Kristen itu ada kesalahan.
A:
Kalau begitu, apakah orang bani Israil yang menyalibkan Yesus itu sudah tertebus dosanya.
B:
Entahlah.
A:
Mengapa dalam kitab Injil tersebut Yesus berkata bahwa kedatangannya untuk menebus dosanya bani Israil. Dengan demikian maka orang bani Israil yang menyalibkan Yesus mestinya sudah tertebus dosanya. Terlebih lagi berdasarkan keterangan saudara mestinya manusia yang menyalibkan Yesus itu tidak berdosa, malah menerimanya pahala besar, kalau kedatangannya Yesus memang untuk disalib.
Andaikata tidak ada orang yang bersedia menyalibkan Yesus, tentu tidak terlepas dosanya bani Israil dan kedatangannya Yesus tidak dapat lagi disebut selaku penebus dosa.
Mestinya orang yang menyalibkan Yesus itu menerima pahala besar, tidak dilaknat, karena mereka telah berjasa menyalibkan Yesus, karena perbuatan mereka itulah, dosa-dosa bani Israil tertebus semuanya. Jawaban ini sebagian telah saya sampaikan pada pertemuan kita yang lalu.

B:
Dalam hal ini saya belum bisa menjawab sekarang, tetapi mungkin di lain waktu. .
A:
Saya akan ulangi pertanyaan saya: Betulkah lantaran Yesus itu disalib dosa bisa terhapus.
B:
Ya, betul begitu menurut ayat Injil.
A:
Alat apakah digunakan untuk menyalibkan Yesus.
B:
Kalau saya tidak salah, ialah kayu yang disebut: "kayu salib".
A:
Kalau begitu Yesus tergantung pada kayu pada waktu disalibkan.
B:
Ya, demikian, sebagaimana kita sering melihat gambar Yesus disalib.
A:
Silahkan saudara periksa di Galatia, pasal 3 ayat 13.
B:
Baik, disini disebutkan:
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
A:
Menurut keterangan saudara, Yesus rela untuk disalib, sedangkan menurut Galatia yang saudara baca menyebutkan: terkutuklah tiap-tiap orang yang tergantung pada kayu salib. Apakah Yesus sendiri tidak termasuk orang yang tergantung pada kayu, dan kalau begitu apakah bisa menebus dosa manusia.
B:
Terima kasih, saya sudah menyadari. Apakah tidak sebaiknya kita pindah kepada pasal-pasal yang lain. Tetapi di lain malam, karena; sekarang waktunya sudah terlalu larut malam.
A:
Baiklah terserah saudara.




MALAM KELIMA
DOSA WARIS
Lembar 1,2,3,4,5.
Lembar 1
B:
Saya ingin menerima penjelasan dari bapak kyai, tentang kepercayaan kepada dosa waris yang disebabkan karena dosanya Adam dan Hawa.
A:
Baiklah, saya akan berikan jawabannya, tetapi sebelumnya saya ajukan pertanyaan: Betulkah menurut kepercayaan Kristen bahwa anak cucu Adam dan Hawa dari sejak dilahirkan sudah membawa dosa.
B:
Betul begitu, karena Adam dan Hawa berdosa, maka cucunya menerima.warisan dosa dari keduanya,
A:
Mengapa dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada cucunya, mestinya setiap manusia memikul dosanya dari perbuatannya sendiri, bukan memikul dosanya orang lain.
B:
Tetapi menurut ajaran Kristen, setiap manusia pada sejak waktu dilahirkan sudah memikul dosa, atau menerima warisan dosa dari dosanya Adam dan Hawa. Oleh karena kedatangan Yesus itu adalah untuk menebus dosa-dosa manusia dari warisan Adam dan Hawa tersebut.
A:
Kalau keterangan saudara benar pada ajaran Kristen, silahkan saudara periksa kitab Yehezkiel, pasal 18 ayat 20.
B:
Pasal dan ayat -tersebut menyebutkan:
"Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. "

A:
Jelas Bibel sendiri menyebutkan bahwa setup manusia akan menanggung sendiri perbuatan baik maupun buruk, tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain. Berdasarkan ayat tersebut, maka dosa Adam dan Hawa harus ditanggung sendiri oleh keduanya. Tetapi mengapa dosa Adam dan Hawa harus diwariskan atas anak cucunya, sehingga anak cucunya ikut serta menanggung dosanya; padahal kitab lnjil sendiri tegas menyebutkan bahwa'setiap perbuatan baik atau buruk yang dikerjakan oleh seseorang tidak dapat dibebankan atas orang lain. Baiklah; saya teruskan pertanyaan saya pada saudara; sejak umur berapa saudara dibaptis.
B:
Kata orang tua saya, sejak umur tiga bulan dibawa ke Gereja dan disana dibaptis, oleh karena setiap manusia sejak dilahirkan sudah membawa dosa Adam dan Hawa yang disebut dosa waris. Jadi sejak bayi pun sudah membawa dosa; oleh karenanya saya dibaptis waktu masih kecil.
A:
Apakah perbuatan demikian itu berdasarkan kitab Bibel
B:
Saya berkeyakinan demikian.
Sebagaimana saya terangkan bahwa bayi yang baru dilahirkan itu tidak suci, yakni sudah membawa dosa Adam dan Hawa.

A:
Kalau begitu, bayi yang belum dibaptis sekiranya ia mati tentu tidak akan masuk surga, sebab matinya ada membawa dosa Adam dan Hawa.
B:
Ya, mestinya demikian.
A:
Silahkan periksa di Matius, pasal 19 ayat 14.
B:
Di pasal dan ayat ini menyebutkan:
"Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."

A:
Nah, perhatikanlah di ayat itu nyata-nyata Yesus sendiri yang berkata, ia mengakui kesuciannya kanak-kanak. Sedang mereka belum mengakui penyaliban Yesus dan juga belum dibaptis, tetapi mempunyai kerajaan surga. Jadi berdasarkan pengakuan Yesus sendiri bahwa kanak-kanak itu tidak membawa dosa waris dari Adam dan Hawa, oleh karena itulah Yesus berkata: mereka adalah suci dari dosa dan dengan sendirinya masuk surga. Saya ingin bertanya lagi: saudara waktu umur tiga bulan itu sudah membawa dosakah atau belum
B:
Kalau berdasarkan perkataan Yesus yang bapak katakan tadi, tentu tidak.
A:
Jadi masih suci dari dosa walaupun tanpa dibaptiskan.
B:
Ya, betul demikian
A:
Kalau begitu, apakah gunanya saudara dibaptis pada waktu umur tiga bulan itu.
B:
Waktu umur tiga bulan tentu saya tidak tahu apa-apa.
A:
Saya bertanya sekarang, bukan bertanya kepada saudara di waktu saudara berumur tiga bulan. Jadi apakah sekarang saudara sudah menyadari tentang tidak adanya dosa waris.
B:
Seperti yang bapak terangkan tadi berdasarkan pengakuan Yesus sendiri tentu saya menyadarinya. Karena, Yesus sendiri yang mengatakan bahwa anak-anak itu suci pada waktu dilahirkan

Lembar 2
ATAS.gif (1280 bytes)

A:
Nah,bagaimanakah sekarang masih adakah pandangan saudara terhadap dosa waris.
B:
Tentu saja harus menyadari berdasarkan perkataan Yesus sendiri bahwa anak-anak yang baru dilahirkan itu suci,tidak membawa dosa sedikit pun.
A:
Tidak membawa dosa yang bagaimana.
B:
Ya, tidak membawa warisan dosa dari Adam dan Hawa.
A:
Kalau begitu saudara telah mengakui bahwa dosa waris itu tidak ada.
B:
Ya, demikianlah harus saya akui berdasarkan Kitab Bibel sendiri.
A:
Syukur saudara telah mengakui tidak adanya dosa waris, dan kalau dosa waris itu turun temurun, maka anak yang baru lahir yang belum tahu apa-apa belum bisa memisahkan antara yang baik dan buruk, kalau bayi itu mati ia membawa dosa dan masuk neraka. Adilkah bayi itu yang tidak kenal baik dan buruk itu dimasukkan neraka, dan dimanakah letak keadilan Tuhan?
B:
Ya, saya bisa terima keterangan bapak.
A:
Nah, coba pikirkan dengan penuh kesadaran. Kalau ada seorang tua dari beberapa orang anak, dan orang tua itu menjadi penipu, pencuri, penghianat, berbuat aniaya, kejam, dan bermacam-macam dosa ia kerjakan, lalu ia dihukum masuk penjara, apakah anak-anaknya juga diharuskan menanggung dosa orang-orang tuanya, lalu anak-anak itu harus dihukum juga masuk penjara dengan alasan dosa waris. Apakah pengadilan semacam itu akan dikatakan penegak keadilan.
B:
Terima kasih, saya sudah menyadari, bahwa dosa itu tidak bisa diwariskan atau dioperkan kepada orang lain.
A:
Syukur kalau begitu.
B:
Akan tetapi kalau dosa itu tidak bisa diwariskan mestinya pahala juga tidak diwariskan. Bagaimanakah menurut ajaran agama Islam dalam hal itu.
A:
Tidak bisa, malah tidak boleh; baik pahala maupun dosa dioperkan pada orang lain
B:
Jawaban "tidak boleh" itu apakah menurut pendapat bapak sendirikah atau menurut ajaran Islam
A:
Menurut ajaran Islam, pahala seseorang tidak boleh diwariskan atau dioper kepada orang lain, begitu juga dosanya seseorang tidak boleh diwariskan kepada orang lain. Setiap orang menanggung sendiri pahala dan dosanya atas perbuatannya sendiri.
B:
Akan tetapi saya pernah membaca sebuah buku agama Islam yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad pernah berkorban seekor kambing buat umatnya sekalian dan buat familinya. Ini berarti bahwa Nabi Muhammad mewariskan atau mengoperkan pahala kepada orang lain, yakni kepada umatnya dan familinya. Yang demikian itu bukan dosa waris, tetapi jelas adalah pahala waris.
Jadi di dalam ajaran Islam ada juga pahala waris, maka saya kira bapak tidak perlu urus tentang dosa-dosa waris dalam ajaran Kristen, kalau di dalam ajaran Islam terdapat ajaran pahala waris atau ajaran oper pahala.

A:
Kalau buku agama Islam yang saudara baca mau dijadikan pokok tentang bolehnya warisan pahala, mestinya orang Islam boleh sembahyang dan berpuasa, lalu diwariskan pahalanya buat sekalian umat Islam yang masih hidup dan yang mati, tetapi tidak pernah ada umat Islam yang berbuat demikian, walaupun ada, mungkin karena mereka tidak tahu, bahwa perbuatan yang demikian itu, bertentangah dengan kitab sucinya (Al Qur'an). Jadi bukan kitab suci (Qur'annya) salah, tetapi penganutnya sendiri, dan berbeda dengan kitab Bibel yang mengandung banyak perselisihan antara satu ayat dengan yang lain. Di dalam kitab suci Al-Qur'an, tidak terdapat ajaran pahala Waxis maupun dosa waris. Akan tetapi dalam kitab Bibel (Kristen) antara satu ayat dengan ayat yang lain bersimpang siur.
B:
Saya pernah membaca kitab terjemahan A1 Qur'an bahasa Indonesia, kalau tidak keliru di dalam surat Ath-Thuur ayat 21 ada menyebutkan yang maksudnya bahwa anak-anak orang mukmin akan dimasukkan surga lantaran ibu bapaknya. Jadi lantaran amalan ibu bapaknya anak-anak itu masuk surga. Kalau yang demikian 'itu bukan pahala waris, lalu apakah namanya.
A:
Ayat Al Qur'an yang saudara maksudkan itu bunyinya akan saya bacakan, sebagai berikut:
Artinya:
Dan mereka yang beriman dan diikuti oleh anak-anak cucunya (keturunannya) dengan keimanan pula. Kami (Allah) kumpulkan anak cucu itu dengan mereka dan tiadalah kami kurangi pahala amalan mereka sedikit juapun. (Surat Ath-Thuur ayat 21). Di ayat ini jelas menyebutkan tidak adanya pahala waris, malah tanggungan pun mengenai pahala waris pun tidak ada. Yang masuk surga bersama ibu bapanya itu adalah anak-anak yang belum baligh, karena yang sudah baligh tentu bertanggung jawab sendiri. Oleh karenanya dalam ayat tersebut ada sambungannya.


Lembar 3
ATAS.gif (1280 bytes)

B:
Apakah di dalam Kitab Al Qur'an ada yang lebih tegas menyebutkan bahwa dosa dan pahala itu tidak dapat diwariskan atau dihadiahkan pada orang lain.
A:
Ada, cukup banyak.
B:
Maafkan, kami ingin mengetahui di surat apa, dan di ayat berapa, kami akan cocokkan di rumah karena kami mempunyai kitab terjemahan Al Qur'an Bahasa Indonesia. Mungkin juga saudara-saudara yang hadir di sini memerlukan juga.
Hadirin : Perlu diterangkan, karena memang penting diterangkan.
A:
Apakah tidak sebaiknya kita bersama-lama memeriksa di sini saja, kalau saudara menyetujui saya suruh ambilkanAl Qur'an, lalu saya tunjukkan surat dan ayatnya sekali. Bagaimana, apakah sekarang juga.
B:
Kalau bapak hafal lebih baik sebutkan sekarang saja ayat-ayatnya, akan kami catat: lalu akan kami cocokkan di rumah dengan AI Qur'an kami. Tapi kalau bapak tidak hafal kami minta besok malam untuk menghemat waktu.
A:
Insya Allah saya hafal ayat-ayatnya. Harap saudara mencatatnya lalu saudara cocokkan di rumah.
B:
Baik silahkan bapak sebutkan, kami akan catat.
A:
Saya akan sebutkan nama-nama surat dan nomor ayatnya, lalu saya akan beri keterangan dan saudara catat nama surat dan nomor ayatnya yang saya sebut, lalu saudara cocokkan lagi di rumah.
B:
Baik, kami setujui.
A:
1). Surat Al Baqarah, ayat 286.
"Kepada dirinya apa yang ia kerjakan, dan atas dirinya apa yang ia lakukan".
- Maksudnya, baik dan buruknya suatu perbuatan, harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya, tidak boleh dibebankan atas orang lain

2). Surat Al Baqarah, ayat 123.
"Dan hendaklah kamu takut pada suatu hari (Kiamat) tidak berkuasa seorang membebaskan sesuatu atas orang lain".
- Maksudnya kelak di hari Kiamat, seseorang tidak berkuasa menebus dosanya orang lain, dan pahala tidak dapat diperbolehkan atas orang lain. Masing-masing harus menanggung sendiri perbuatannya baik maupun jahat.

3). Surat Al Ankabut, ayat 6.
"Siapa yang giat berusaha maka usahanya itu untuk dirinya sendiri".

4). Surat Yasin, ayat 54.
"Maka pada hari Kiamat, tidak seorang pun akan teraniaya, dan kamu tidak akan dibalas, melainkan apa yang kamu sehdiri telah kerjakan".

5). Surat Al Isra', ayat 15.
"Dan seorang pun tidak berkuasa memikul dosa orang lain."

6). Surat An-Najm, ayat 38 dan 39.
"Bahwa seorang tidak berkuasa menanggung dosa orang lain dan. sesungguhnya seorang pun tidak akan menerima pahala, melainkan dai pada perbuatannya sendiri'.

7). Surat Lukrnan, ayat 33.
"Hai manusia hendaklah kamu takut kepada suatu hari (kiamat) seorang bapak tidak berkuasa membebaskan anaknya (dari perbuatan anaknya), dari seorang anak tak akan berkuasa membebaskan perbuatan bapaknya','

Ayat-ayat yang saya sebutkan diatas tadi jelas sekali menunjukkan bahwa seorang tidak berkuasa menebus dosanya atau mengambil oper pahala orang lain. Jadi dalam ajaran Islam, tidak ada manusia yang berkua menebus dosa, atau seorang pejabat "menebus dosa", perbuatan baik atau jahat harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya.
Saya kira cukup ayat-ayat yang saya seliutkan, tetapi kalau saudara mas' memerlukan, saya akan sebutkan lagi ayat-ayat yang lain.
B:
Sudah cukup, dan kami sudah mengerti, akan tetapi kami pernah membaca sebuah kitab yang menyebutkan sebuah hadis Nabi Muhammad, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang menerangkan bahwa:
"Mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh familinya".
Berdasarkan Hadis tersebut berarti bahwa siksaan atas mayit itu disebabkan perbuatan orang lain, bukan dari perbuatan dirinya sendiri. Mayit itu disiksa lantaran "perbuatan" tangisnya orang lain. Kami telah tanyakan kepada beberapa orang yang kami pandang mengerti tentang agama Islam, clan salah seorang guru agama Islam mengenai susunan hadis tersebut memberikan jawaban bahwa hadis itu benar (sahih), oleh karena yang meriwayatkan adalah Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Lembar 4
Kembali ke atas

A:
Hadis Nabi yang saudara bawakan itu susunannya demikian.
Telah berkata Umar dan Ibnu Umar: Bersabda Nabi Muharnmad s.a.w. sesungguhnya mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh keluarganya (riwayat Bukhari dan Muslim). Akan tetapi hakekatnya Hadis itu tidak sahih, oleh karena berlawanan dengan ayat-ayat AlQur'an. Walaupun oleh karena saudara yang beragama Kristen, mungkin belum mengetahui tentang hadis-hadis sahib dan hadis-hadis palsu, maka agar saudara yang hadir dipertemuan ini dapat mengikuti juga, merasa perlu saya terangkan bahwa menurut kitab-kitab Ushul Fiqih dan Kitab Mustalahul Hadis, yang disebut Hadis Nabi, bukan saja mesti sah riwayatnya, malah mesti beres susunannya dan arti, dari pada hadis itu harus tidak berlawanan dengan kitab A1 Qur'an.
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim jelas diterangkan demikian. Maksud hadis tersebut, tatkala hadis yang menerangkanbahwa mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh familinya, didengar oleh Siti Aisyah (isteri Nabi), maka Siti Aisyah menolak kebenaran hadis tersebut.
Aisyah berkata:
Cukuplah buat kamu ayat Al Qur'an; Dan tidak berkuasa seorang menanggung dosanya orang lain.

B:
Nah, kalau begitu pak Kyai, sekarang kami telah mengerti bahwa berdasarkan Kitab Bibel sendiri dan Kitab Al Qur'an pada hakikatnya dosa waris clan pahala waris itu tidak ada. Yakni setiap manusia menanggung dosanya dan pahalanya sendiri menurut perbuatannya masing-masing. Ini adil namanya.
A:
Ya, seharusnya begitu; Sebagaimana tersebut dalam Kitab Bibel danAl Qur'an yang telah kita baca tadi. Akan tetapi supaya lebih jelas dan tambah meyakinkan saudara, silahkan saudara periksa di "Surat Kiriman Paulus kepada orang Roma" pasal 2 ayat 5 dan 6.
B:
Baik, surat dan ayat ini menyebutkan sebagai berikut:
"Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,".
A:
Apakah di ayat Bibel ini menerangkan dosa waris.
B:
Tidak, malah sebaliknya setiap orang akan dibalas menurut amalnya masing-masing.
A:
Periksa lagi Matius, pasal 16 ayat 27.
B:
Ayat ini menerangkan/menyebutkan:
"Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya".

A:
Apakah di ayat Bibel ini ada dosa waris.
B:
Tidak ada, menurut ayat ini perbuatan dosa dan perbuatan baik akan ditanggung sendiri, tidak boleh dibebankan atau diwariskan pada orang lain.
A:
Jadi di kitab Injil sendiri yang menyebutkan tidak adanya dosa waris.
B:
Ya, dari mana asalnya ada sebutan dosa waris itu.
A:
Apakah saudara masih memerlukan penjelasan lebih lanjut.
B:
Sudah sangat jelas sekali.
A:
Kalau begitu baiklah kita lanjutkan. Di ayat saudara bacakan tadi ada sebutan "Anak Manusia" dan "Bapanya". Silahkan saudara bacakan sekali lagi.
B:
Baik, awal ayat tersebut menyebutkan: "Karena Anak Manusia akan datang dengan kemuliaan Bapa-Nya ...
A:
Bagaimana menurut pengertian saudara yang dimaksudkan dengan "Anak Manusia dan Bapanya".
B:
Anak manusia di ayat ini tentulah Yesus, sedang Bapa ialah Tuhan
A:
Periksa lagi: II Korintus, pasal 5 ayat 10.
B:
Baik ayat ini menyebutkan:
"Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat".

A:
Ayat Injil sendiri yang menyebutkan, bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya masing-masing, baik maupun jelek, tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain.
B:
Berdasarkan ayat-ayat Bibel yang bapa tunjukkan bahwa perbuatan baik atau jelek seseorang tidak dapat diwariskan kepada orang lain. Oleh karenanya, kepercayaan saya kepada "dosa waris" itu mulai luntur.

Lembar 5
Kembali ke atas

A:
Kalau begitu lantas bagaimana dosanya Adam dan Hawa, apakah dapat diwariskan kepada orang lain, tegasnya kepada anak cucunya.
B:
Berdasarkan ayat Bibel tersebut di atas tentu tidak. Jadi dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa, seharusnya ditanggung sendiri oleh keduanya, tidak bisa diwariskan kepada anak cucunya.
A:
Dalam sejarah agama Kristen kita kenal yang disebut: "biechten", ialah orang yang berbuat dosa, dan "de biechtafleggen", ialah orang yang meminta ampun atas kesalahannya, "danbiecht-vader", ialahorang-orang yang diberi wewenang memberi ampun. Setiap orang merasa menyesal atas kesalahannya dapat menerima ampunan dengan jalan membeli selembar surat yang menyebutkan bahwa orang yang berdosa sudah diberi ampun atas dosanya. Surat ampunan itu disebut, "Aflaatbrieven", atau "Indul gences", yang artinya "Kemurahan Tuhan".
B:
Ya, saya menyadari soal itu, keterangan bapak memuaskan saya.
A:
Bukan hanya demikian, akan tetapi Aflaat-brieven itu pada zaman dulu dipropaganda (gepredicht) di Negara Jerman oleh seorang rabib (nonnik) bernama: "Tetzel" dalam tahun 1517 atas perintah Paus Leo, yang menjadi Paus pada tahun 1513-1517. Sebagian dari pada hasil penjualan Aflaat-brieven itu diguhakan untuk pendirian bangunan gereja Sint Pieter Kerk di kota Roma. Terlalu panjang kalau saya uraikan sejarah pemerintahan gereja di Eropa pada permulaan abad pertengahan.
B:
Terima kasih, kita lanjutkan saja soal yang lain, sekarang sudah larut malam, lain kali kami akan datang lagi.





MALAM KEENAM
KITAB AL QUR'AN DAN KITAB BIBEL
Lembar 1,2,3.
Lembar 1
A:
Pembicaraan kita yang berkenaan dengan dosa waris, saya rasa telah cukup.
B:
Sudah cukup jelas uraian bapak pada pertemuan yang terdahulu. Dan saya telah mencocokkan ayat-ayat Al Qur'an yang disebutkan bapak kemarin malam itu dengan kitab terjemahan A1 Qur'an bahasa Indonesia kepunyaan saya, semuanya cocok baik tentang surat-suratnya maupun ayat-ayatnya. Semua yang bapak sebutkan cocok dan tepat serta kami pikir-pikir di rumah tentang ayat Bibel dan Al Qur'an yang bapak tunjukkan ayat-ayatnya ternyata dosa waris dan oper pahala dan oper dosa itu tidak mungkin ada, malah tidak masuk akal.
A:
Syukur kalau saudara telah mengakuinya, sekarang kita bicarakan soal-soal lainnya, dan saya serahkan kepada saudara saja mengenai acaranya. Terserah saudara soal yang akan diajukan.
B:
Baiklah kami mulai; kami pernah membaca ayat-ayat Al Qur'an yang tampaknya pada kami ada juga perselisihan antara satu ayat dengan ayat lainnya, sehingga menimbulkan keragu-raguan; apakah mungkin Nabi Muhammad sendiri yang keliru menyampaikan wahyu dari Allah. Kalau betul beliau seorang Nabi, tentu tidak mungkin beliau salah menerimanya atau menyampaikannya, ataukah memang ayat-ayat Al Qur'annya yang berselisihan.
A:
Baiklah saudara terangkan saja ayat-ayat Al Qur'an yang saudara maksudkan itu.
B:
Kami telah baca ayat-ayat Al Qur'an mengenai asal kejadian manusia dalam kitab terjemahan AI Qur'an Bahasa Indonesia dalam sebuah surat yang nampaknya antara satu ayat dengan ayat yang lain ada berselisihan sehingga timbul dalam pikiran bukan Bibel saja yang berselisih ayat-ayatnya, tetapi kitab Al Qur'an demikian juga.
A:
Silahkan saudara sebutkan ayat-ayat A1 Qur'an yang akan ditanyakan: Insya Allah yang diragukan oleh saudara itu akan hapus.
B:
Baiklah. Saya mencatat ayat-ayatnya. Saya akan baca.
1). Di kitab Al Qur'an surat Ar Rahman ayat 1.1 menyebutkan, bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar.
2). Di surat A1 Hijr ayat 28 menyebutkan: Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari "tanah kering" dan Lumpur hitam yang berbentuk (berupa).
3). Di surat As Sajdah ayat 7 menyebutkan: "dan Tuhan mencipta­kan manusia dari tanah":
4). Di surat Ash Shaffaat ayat 11 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah liat".
5). Di surat Ali Imran ayat 59 menyebutkan lagi: "Dia (Allah) menciptakan manusia dari pada tanah".
Lima ayat yang saya sebutkan ini antara satu ayat dengan ayat yang lain terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti. Di ayat ketiga menyebutkan dari "tanah". Di ayat keempat menyebutkan daripada "tanah liat". Di ayat kelima menyebutkan dari pada "tanah", Bukankah ayat-ayat A1 Qur'an nyata-nyata berselisihan antara yang satu dengan yang lain?
A:
Ya, nampaknya memang demikian. Saya tidak akan mengecewakan saudara. Teruskan pertanyaan saudara.
B:
Kami ingin bertanya; yang manakah yang benar tentang asal kejadian manusia itu. Apakah dari tanah yang dibakar, apakah dari tanah kering dan Lumpur, atau dari pada tanah biasa, atau tanah liatkah? Jadi menurut pendapat saya, ayat-ayat Al Qur'an terdapat perselisihan antara satu ayat dengan yang lain. Bukan ayat-ayal Injil atau di Bibel saja yang terdapat perselisihan. Kiranya bapak bisa menerangkan dengan jelas dan tepat.

Lembar 2
ATAS.gif (1280 bytes)

A:
Baiklah, saya akan terangkan:
Di kitab Al Qur'an ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian. Agar diketahui juga oleh saudara saudara yang hadir disini, saya sebutkan susunan ayat-ayatnya satu de satu, sebagai yang saudara bacakan artinya tadi.
Pertama: Di surat Ar Rahman ayat 14;
"Dia menjadikan manusia dari tanah keras seperti tembikar, (tanah yan dibakar).Yang dimaksudkan dengan kata "shal-shal" di ayat ini ialah tanah kering atau "setengah kering", yakni "zat pembakar" (Oksigen)
Kedua:
Di ayat itu disebutkan juga kata "fakhkhar", yang maksudnya ialah "zat arang' (Carbonium).
Ketiga: Di surat A1 Hijr, ayat 28
"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya Aku (Allah) hendak membuat seorang manusia (Adam) daripada tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)".
Di ayat ini tersebut juga "shal-shal", telah saya terangkan, sedangkan kata "hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat lemas" (Nitrogenium).
Keempat: Di surat As Saj dah ayat 7:
"Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada "tanah". Yang. dimaksud dengan kata "thin" (tanah) di ayat ini ialah "Atom zat air" (Hidrogenium).
Kelima: Di surat Ash Shaffaat ayat 11:
"SesungguhnyaAku (Allah) menjadikan manusia dari pada "Tanah liat", yang dimaksud dengan kata "lazib" (tanah liat) di ayat iru ialah "zat besi ferum".
Keenam: Di surat Ali Imran ayat 59:
"Dia (Allah) menjadikan Adam daripada "tanah" kemudian Allah berfirman kepadanya "Jadilah engkau, lalu berbentuk manusia".
Yang dimaksud dengan kata "turab (tanah)" di ayat ini ialah: "Unsur­unsur zat ash" yang terdapat di dalam tanah, yang dinamai "zat-zat anorganis".
Ketujuh: Di surat Al Hijr ayat 29:
"Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (ruh dari padaku)".
Ketujuh ayat A1 Qur'an yang saya baca ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmami dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata: "Turab" (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai "Zat anorganis". Zat anorganis itu baru terjadi setelah melalui proses pernyawaan antara "fachchar" yakni: carbonium, (zat arang), dengan "shal-shal" yakni oksigenium, (zat pembakar) dari "hamaa-in" ialah "Nitrogenium (zat lemas) dan "thin" yakni hidrogenium (zat air).
Jelasnya adalah persenyawaan antara:
1. Fachchar (Carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14.
2 Shalshal (Oksigenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14
3. Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat A1 Hijr ayat 28.
4. Thin (Hidrogenium = zat air) dalam surat As Sajdah, ayat 7.

Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferum), Yodium, Kalium, Silicium dan Mangaan, yang disebut "laazib" (zat-zat anorganis) dalam surat As Shaffaat ayat 11. Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai "Protein". Inilah yang disebut "Turab" (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59. Salah satu diantara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah "zat kalium", yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot-otot, Zat kalium itu dipandang terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus. Dengam berlangsungnya "Proteinisasi",menjelmakan "proses pergantian" yang disebut "Substitusi". Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron sinar cosmis yang mewujudkan sebab pembentukan (Formasi), dinamai juga "sebab wujud" (Causa Formatis).
Adapun sinar Cosmis itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan, untuk merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar Cosmis dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, telinga, hidung dan seterusnya. Sampai disinilah ilmu' pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani(abstra wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu "Metafisika".
Cukup jelas tentang ayat-ayat Al Qur'an yang saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian manusia . (Adam) pada hakikatnya bukannya berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible), sampai berwujud manusia. Apakah belum jelas penafsiran ayat-ayat Al Qur'an yang saya sampaikan pada saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses asal kejadian tubuh roh manusia dari segi ilmu Metafisika.
B:
Sangat jelas, malah betul-betul ilmiah dan saya tidak mengira sama sekali bahwa ayat-ayat A1 Qur'an itu mengandung ilmu pengetahuan yang tinggi. Mengenai kesanggupan bapak yang aka menerangkan atau menguraikan proses asal kejadian tubuh rohani manusia itu, betul-betul sangat menarik. Tetapi saya mohon diberi waktu yang khusus.
Lembar 3 
Kembali ke atas
A:
Baiklah sekarang kita lanjutkan. Tentunya saudara pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Beliau tidak tahu tulis baca, tidak pernah belajarilmu kepada siapa pun, tidak pernah berguru dan belum pernah sama sekali bergaul dengan orang pandai.
B:
Ya, saya pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Nah, kalau Nabi Muhammad seorang yang buta huruf, tidak pernah belajar ilmu, maka dari siapakah atau dari manakah beliau mengetahui tentang kejadian manusia secara ilmiah yang pada zaman ini dibenarkan oleh ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad saw. menerangkan tentang asal kejadian manusia dari segi ilmu urai (anatomi), ilmu kimia, ilmu hayat (biologi), dan dari segi ilmu alam sampai kepada rohaniahnya.
A:
Maka dari manakah beliau belajar ilmu urai. Kepada siapakah beliau belajar ilmu kimia, ilmu hayat, ilmu alam dan soal-soal kerohanian, kalau bukan wahyu dari Tuhan Allah SWT. Dan tidak mungkin beliau menerima wahyu dari Allah sekiranya beliau itu bukan seorang Nabi dan Rasul.
B:
Tetapi ada juga orang yang tidak pernah belajar dan bersekolah, buta huruf; tetapi menjadi orang-orang besar.
A:
Coba saudara sebutkan nama-nama orang yang tidak pernah belajar (buta huruf), lalu mengaku jadi Nabi dan menerima wahyu, dan berhasil membentuk suatu masyarakat dan negara yang mengagumkan para ahli sejarah dan mempunyai pengikut beratus juta manusia setiap masa dan zaman. Sebutkan nama orang yang saudara maksudkan itu.
B:
Ya, tidak ada.
A:
Memang tidak ada, Baiklah saya tanyakan, kalau saudara berpegang dengan keterangan saudara bahwa Nabi Muhammad itu bukan Nabi dan Rasul, karena ada juga orang yang buta huruf menjadi orang besar, maka kalau Yesus itu anak Tuhan, karena dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan orang mati, dilahirkan tanpa ayah dan dipenuhi juga dengan Roh Kudus, maka selain Yesus terdapat juga orang lahir tanpa bapak, dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan orang mati sebagaimana tersebut dalam Bibel. Kisah Rasel pasal 6 ayat 5, pasal 5 ayat 32; Kitab Raja-Raja kedua, pasal 13 ayat 21, Matius pasal 5 ayat 9, kitab Raja-Raja kedua pasal 5 ayat 10, mengapa mereka itu tidak dianggap Tuhan juga, mengapa kepada Nabi Muhammad saudara berkeberatan untuk mengakui beliau sebagai seorang Nabi dan RasuI, sedangkan kepada Yesus saudara tidak berkeberatan mengakuinya sebagai Tuhan, padahal kewajiban-kewajiban yang dilakukan oleh Yesus, orang lain dapat juga melakukannya.
B:
Baiklah, kalau begitu.
A:
Baik yang bagaimana yang saudara maksudkan?
B:
Keterangan bapak adalah baik dan memuaskan saya, dan saya minta diberi.waktu untuk menentukan keputusan saya sampai besok malam atau malam pertemuan berikutnya.
A:
Baiklah saya serahkan sepenuhnya atas pertimbangan saudara. Kami tidak berhak memaksa saudara, atau mempengaruhi saudara. Kita hanya bermusyarah dan bersoal jawab tentang hasilnya terserah atas pertimbangan masing-masing.
B:
Baiklah kita lanjutkan besok malam.
MALAM KE TUJUH
MENGAKUI NABI MUHAMMAD SAW. UTUSAN ALLAH
Lembar 1,2,3,4.
Lembar 1
A:
Sesudah saya terangkan pada saudara tentang ayat-ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang proses asal kejadian manusia yang saudara tanyakan ayat-ayatnya kemarin malam itu, apakah masih ada pertanyaan? Apakah Nabi Muhammad ada kekeliruan menyampaikannya sebagaimana saudara sangka semula?
B:
Tidak ada, bapak telah menerangkan dari segi ilmiah yang seharusnya secara jujur saya mempercayainya
A:
Jadi Nabi Muhammad benar, tidak kelirukah menyampaikannya?
B:
Tidak keliru, malah benar.
A:
Jadi saudara mengakui bahwa Nabi Muhammad benar sebagai Rasul Allah.
B:
Saya mengakui, karena beliau benar. .
A:
Terima kasih. saudara-saudara yang hadir menyaksikan sendiri pengakuan saudara Antonius sendiri atas kerasulannya Nabi Muhammad saw. tanpa paksaan, melainkan dengan kesadarannya sendiri setelah berlangsung dengari diskusi. Betulkah saudara mengakui kerasulan Nabi Muhammad dan mengakui Nabi Muhammad itu utusan Allah?
B:
Betul, dengan saksi Tuhan saya mengakuinya.
A:
Alhamdulillah, saudara Antonius sudah 50% Islam, saya katakan 50% Islam oleh karena hanya mengerti dan mempercayai atas kerasulan Nabi Muhammad, jadi masih tinggal 50% lagi, oleh karena saudara belum meyakinkan atas keesaan Tuhan Yang Maha Tunggal.
B:
Ya, betul begitu. Keyakinan saga terhadap Trinitas (Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Roh Kudus) masih belum lenyap sama sekali, walaupun bapak telah menerangkan Kitab .Bibei yang tak dapat saya membantahnya. Akan tetapi dengan keterangan-keterangan bapak itu saga mulai ragu-ragu terhadap Trinitas itu. Sungguh pun begitu, apakah bapak masih bersedia lagi, memberikan keterangan-keterangan (alasan-alasan) dalam kitab Bibel yang menyebutkan bahwa I'esus itu bukan Tuhan.
A:
Sebetulnya pada pertemuan kita yang pertama telah saya sebutkan berdasarkan kitab Injil sendiri bahwa Yesus bukan Tuhan seperti telah saudara periksa sendiri dalam Matius pasal 1 ayat 16; Markus pasal 13 ayat 32, Ulangan pasal 4 ayat 33; Ulangan pasal 6 ayat 4; Markus pasal 12 ayat 29. Kesemuanya itu telah kita baca. Tetapi demi untuk memenuhi pengharapan saudara agar lebih meyakinkan, saya lanjutkan lagi. Silahkan baca Lukas pasal 4 ayat 1 dan 2.

0 komentar:

Posting Komentar